Lebaran identik dengan baju baru, celana baru, bahkan uang baru. Sama seperti Indonesia, tren uang baru juga terjadi kalangan penduduk Arab Saudi. Bahkan kali ini, Bank sentral Arab Saudi atau Saudi Arabian Monetary Agency (SAMA) telah menerbitkan uang riyal baru senilai 1 miliar.
Penerbitan uang baru ini sebagai upaya bank sentral Saudi memenuhi lonjakan permintaan uang pada Idul Fitri. Selain itu, sudah menjadi tradisi bank sentral Saudi untuk mengeluarkan uang baru dalam denominasi yang berbeda.
"Uang baru tersebut saat ini telah tersedia di kantor cabang SAMA di seluruh negeri," kata seorang pejabat di lembaga tersebut.
SAMA menjamin uang baru yang diterbitkannya ini telah berdasarkan pada aset dan layanan kerajaan. "Penurunan daya beli mata uang menyebabkan inflasi moneter dan SAMA telah mengambil hal ini sebagai pertimbangannya," imbuh pejabat tersebut.
Sebagian besar negara di dunia mencetak mata uang mereka di luar negeri melalui perusahaan khusus, seperti uang kertas Kanada, De La Rue dari Inggris, Giesecke & Devrient dari Jerman dan Crane dari Swedia. Sekitar 50 persen dari 171 negara mencetak sebagian dari mata uang mereka di luar negeri.
Giesecke & Devrient, misalnya, mencetak uang milik 60 negara, sementara BanKontes mencetak lebih dari 20 negara.
Laporan SAMA mengatakan ada sedikit penurunan likuiditas sebesar 196,7 miliar riyal akibat penurunan bunga deposito sebesar 4,8 persen pada bulan Mei, dibandingkan dengan 206.8 miliar riyal bulan sebelumnya.
Namun, basis moneter Arab Saudi naik dari 335 miliar riyal menjadi 341 miliar riyal pada periode yang sama. Pertukaran moneter bank luar naik 2,07 persen dari Mei hingga April 2014. Itu meningkat 10 persen dari 149 miliar riyal menjadi 152,1 riyal miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013.