Pertengahan Mei 2014 lalu, sebuah kontes pencarian mobil irit yang pesertanya dari berbagai penjuru dunia digelar di Rotterdam, Belanda. Indonesia bahkan turut serta berpartisipasi dalam perhelatan itu dan menyabet berbagai penghargaan.
Kontes serupa sebelumnya juga dihelat di Manila, Filipina, pada Februari 2014 lalu. Acara itu dilakukan di jalan raya, kawasan Roxas Boelavard.
Namun, ada yang menarik perhatian dalam dua kontes tersebut. Yakni kehadiran mobil irit yang dibuat mahasiswa Universitas Trier. Mobil yang diberi nama Aeris dan Protton itu diklaim hanya perlu menenggak satu liter Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk menempuh 3.500 km.
Seperti dilansir laman Deutsche Welle, Senin 12 Mei 2014, kepala proyek mobil Matthias Braband mengatakan, dua tipe mobil tersebut memang bukan diciptakan untuk melaju kencang di jalan raya, melainkan 'berlari' dengan bahan bakar sehemat-hematnya.
"Jarak tempuh ditentukan oleh bobot pengemudi, aerodinamika mobil, material penyusun mobil, kondisi jalan dan cuaca, dan lain sebagainya," sebut Matthias.
Ia mengatakan, ada beberapa aspek penting yang patut untuk diperhatikan. Yakni, semakin ringan bobot pengemudinya semakin irit pula energi yang diperlukan. "Tinggi badan pengemudi jangan lebih dari 1,6 meter dan berat badannya maksimal 50 kilogram," sambungnya.
Bicara bobot mobil, mobil-mobil tersebut menggunakan serat karbon sehingga bobot kendaraan hanya 37 kilogram, lebih hemat 10 kilogram dari tipe biasa.
