Ini adalah momen yang menyayat hati di mana seorang ibu di Rusia terpaksa harus melempar kedua anaknya keluar dari jendela di lantai empat sebuah apartemen saat kebakaran mulai merusak tempat tinggal mereka.
Mila Aksakova, 36 tahun, tertangkap kamera melempar kedua anaknya keluar dari jendela dalam upaya drastis untuk menyelamatkan mereka dari kobaran api, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Rabu (7/5).
Warga di desa Energetic, Republik Federal Bashkortostan, Rusia, menyaksikan Vanya, 4 tahun, dan Natalya, 13 tahun, dilempar dari jendela, setelah pintu keluar apartemen itu terhalang akibat kebakaran.
Sebuah rekaman video, yang diambil dari seberang jalan apartemen itu, memperlihatkan bagaimana anak-anak itu dilempar ke arah jalanan, di mana penduduk lainnya sudah menunggu untuk menangkap mereka dengan seprai yang dipegang dengan kencang.
Untungnya, aksi penyelamatan itu berhasil dan kedua anak tadi selamat. Namun, Aksakova, yang khawatir seprai itu tidak akan mampu menahan berat tubuhnya, justru tidak melompat dari jendela yang terbuka.
Dia akhirnya menunggu di dalam apartemen, berharap petugas pemadam kebakaran akan mencapai dia tepat pada waktunya. Tapi dia harus menghadapi asap tebal.
Aksakova berhasil diselamatkan oleh petugas pemadam kebakaran ketika mereka tiba di tempat kejadian. Dia kemudian ditarik keluar dari gedung yang terbakar dan mendapat perawatan sebab telah menghirup asap.
Lebih dari 140 orang lainnya harus dievakuasi dari gedung yang terbakar itu.
Juru bicara pemadam kebakaran Damian Bulgakov, 43 tahun, mengatakan kebakaran berawal dari lantai dasar apartemen, tempat di mana seorang wanita cac*t tinggal.
"Kami tidak yakin persis apa yang menyebabkan kebakaran dan masih menyelidiki hal itu," kata Bulgakov.
"Yang menyebabkan masalah bagi keluarga itu adalah bahwa di saat mereka melihat api, kebakaran telah memotong kesempatan mereka untuk melarikan diri melalui pintu depan gedung dan itu kenapa mereka harus menggunakan jendela," jelas dia. "Dengan asap yang sudah memenuhi gedung, ibu itu akhirnya membuat keputusan untuk setidaknya memberikan kesempatan agar anak-anaknya dapat keluar sebelum terlambat."