Foto pertama yang diunggah anak umur 13 tahun ini ke akun instagramnya (#miketheruler) adalah tertanggal 17 Jan 2013. Sampai berita ini diturunkan followernya telah mencapai 6.653 orang. Ulasan New York Magazine tentang anak Mike, dikutip Selasa (22/4/2013) diberi judul `Meet Mike the Ruler, 13 Year Old Instagram Fashion Star`.
Pada foto-foto yang diunggah tampak Mike mengenakan berbagai model pakaian yang secara umum menghadirkan nuansa street style. Mode double denim dengan menggunakan jaket jeans dan celana jeans beraksen sobekan dipadunya dengan kaos kuning terang Aksesoris kalung rantai gembok membawa sentuhan trendi sekaligus eksentrik pada gaya kasual itu.
Gaya tersebut dihadirkan Mike untuk sesi foto di New York Magazine. Kalung yang sama dikenakan Mike saat memakai kaos lengan pendek dan celana pendek bermotif foto wajah seseorang. Pakaian bergaya pop art ini menampilkan paduan kasualitas dan sisi fashion yang artistik.
White Christmas adalah tema dari busana Mike saat Natal 2013. Di sebelah depan sebuah pohon natal, Mike berpose dengan over-sized jaket putih panjang. Pakaian bagian dalam dan sepatu serta ikat kepala juga berwarna putih. Salah satu item yang dipakainya adalah rancangan desainer Jeremy Scott yang kini menjadi Creative Director rumah mode Moschino.
“Saya tak suka merek-merek besar,” ucap Mike. “Saya suka desainer-desainer yang belum ternama namun menciptakan sesuatu yang baru.” Dua desainer favoritnya saat ini adalah Telfar Clemens dan Eckhaus Latta. Dengan komentar layaknya seorang pengamat mode dewasa, Mike berkata “Tentang rancangan Telfar Clemens, baju-bajunya sangat maskulin tapi juga androgini dengan feel atletik”.
Untuk rancangan-rancangan Eckhaus Latta, Mike menilainya sebagai sesuatu yang konseptual dan tak pernah dilihat sebelumya. Kegemaran Mike terhadap fashion tumbuh sejak tahun 2011. Sebelumnya Mike hobi dengan Legos namun sebuah show label mewah Alexander McQueen membuat perubahan besar terhadap minatnya.
“Baju-baju itu sangat luar biasa. Beberapa di antaranya berkesan mengusik dan cantik pada saat yang bersamaan. Hal ini membuat saya berpikir bahwa baju-baju itu punya personalitasnya sendiri dan mereka bercerita saat kamu menggunakannya,” ucap Mike kepada New York Magazine.
Saat ini nama Mike sudah familiar di telinga desainer-desainer lokal. Media-media lokal juga membuat pemberitaan mengenai dirinya. Mike menjadi maskot dari seorang anak yang masih sangat muda namun memiliki statement fashion serta berpengetahuan tentang fashion.
Meski mengerti nama-nama terkenal desainer dunia, baju-baju yang dimiliki Mike kebanyakan dibelinya dari toko biasa. Mike akan mengubek-ubek baju-baju dirak untuk mencari karya lama desainer favoritnya. Dengan kacamata yang dikenakannya, ada kesan nerdy yang ditampilkan oleh Mike. Mungkin karena kesan nerdy dan selera fashion yang lebih advance ini Mike (kelas 8) terkadang dibully oleh teman-teman sekolahnya.
“Mereka berkata kasar pada ku, seperti `Apa yang kau kenakan? Kau terlihat bodoh`. Tapi aku tak peduli dengan itu semua karena mereka tak mengerti fashion,” cerita Mike. Rumah dan instagram adalah tempat yang paling nyaman untuknya di mana ia mengeksplorasi lemari dan membuat desain-desain pakaian sendiri. “Di sana aku merasa bisa menjadi diri ku sendiri”.
Bercermin dari kisah Mike, apakah Anda sudah memiliki sudut pandang yang lebih dalam tentang fashion? Ataukah Anda sama halnya dengan teman-teman sebaya Mike yang tampaknya tak bisa menghargai ekspresi fashion masing-masing individu?
(Igw)
