Fairfax telah sepakat membeli US$250 juta surat utang.
Proses penawaran yang berlangsung kurang lebih dua bulan lalu
akhirnya berakhir, menemukan kesepakatan definitif. Namun, kesepakatan
ini tidak berarti BlackBerry dijual, investor memberikan suntikan dana
segar bagi BlackBerry.
Dilansir Reuters, Senin 4 November 2013, Fairfax telah
sepakat membeli US$250 juta surat utang selama tujuh tahun, kemudian
akan dikonversi menjadi saham bersama senilai US$10.
"Pengumuman hari ini merupakan suara signifikan kepercayaan dan
masa depan BlackBerry dengan kelompok terkemuka, juga investor jangka
panjang," kata Barbara Stymiest, Ketua Dewan BlackBerry dalam
keterangan resmi perusahaan.
Barbara menambahkan bahwa suntikan dana itu diharapkan bisa mempertahankan posisi perusahaan.
"Beberapa pelanggan yang terpenting di dunia bergantung pada
BlackBerry dan kami menerapkan perubahan yang diperlukan guna memperkuat
perusahaan dan memastikan kami tetap jadi mitra yang kuat bagi mereka,"
jelas Barbara.
Sebelumnya dilaporkan, selain melangsungkan penawaran dengan
Fairfax, BlackBerry diketahui mengadakan pembicaraan dengan sejumlah
perusahaan di antaranya Cisco System inc, Google, SAP, Lenovo Group Ltd,
Samsung Electronics Co Ltd, LG Electronics Inc serta Intel Corp.
Akhir September silam, Fairfax mengumumkan kesepakatan lembar saham
yang dibeli yakni US$ 9, dengan nilai penawaran perusahaan sebesar US$
4,7 miliar setara Rp 53,4 triliun.
CEO BlackBerry lengser
Sebagai bagian dari kesepakatan investasi, posisi eksekutif produsen ponsel Kanada itu juga dirombak.
CEO BlackBerry, Thorsten Heins terpaksa harus lengser dari kursi
pucuk pimpinan dan diganti John S Chen, yang sebelumnya merupakan CEO
Sybase, salah satu bagian divisi SAP.
John Chen didapuk sebagai CEO sementara, sekaligus menjabat Kepala
Eksekutif dewan perusahaan sampai nanti pemilik baru menemukan CEO
baru.
Sebagai pemilik baru, CEO Fairfax, Prem Watsa akan menduduki Lead Director dewan perusahaan dengan anggota dewan David Kerr.
"BlackBerry adalah merek terkemuka dengan potensi besar. Tapi untuk
merebut kembali kesuksesan kami, itu akan memakan waktu dan keputusan
yang tangguh," ujar Chen menanggapi akhir penawaran.
Blackberry Campus di Waterloo. |
sumber | wowunic.blogspot.com | http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/456189-blackberry-tak-jadi-dijual--ceo-lengser