Ada 10 jenis kima yang terdata di dunia saat ini, tujuh spesies di antaranya dapat ditemukan di Asia sementara tiga spesies lainnya adalah kima langka yang hanya ditemukan di Kepulauan Fiji dan Tonga di Samudera Pasifik (Tridacna Tevoroa/Mbalavuana), Tridacna Costata, yang hanya berada di Laut Merah dan Tridacna Rosewatery yang hanya di temukan di Kepulauan Mauritius Madagascar.
Namun, pada Juni 2011, Tim Konservasi Taman Laut Kima Tolitoli yang melakukan relokasi untuk menyelamatkan kima dari kepunahan di Desa Tolitoli, Konawe, Sulawesi Tenggara, menemukan kima spesifikasi berbeda dengan spesies kima yang telah ada. Bagi masyarakat Pulau Labengki dan sekitarnya, jenis kima ini disebut sebagai kimaboe (kima air) karena jika daging kima ini diambil, maka akan keluar banyak air dan hanya menyisakan sedikit daging.
Pulau Labengki dengan kekayaan laut berupa kima |
Penelitian lanjutan pun dilakukan dan pada awal Mei 2013,
Selain kimaboe, di kawasan ini juga ditemukan jenis kima lainnya, yaitu Tridacna Derasa, Tridacna Squamosa, Tridacna Maxima, Tridacna Crocea, Hippopus Hippopus, dan Hippopus Porcellanus. Dengan penemuan ini, maka kawasan Kepulauan Labengkipun langsung menjadi kawasan breaset internasional. Kawasan ini akan menjadi sasaran penelitian, khususnya bagi para mahasiswa dan peneliti kelautan nasional dan internasional.
Yang pasti, semua yang telah dan akan terjadi di wilayah ini adalah potensi pariwisata yang tidak ternilai, terlebih bagi penyelam. Pasalnya untuk menyaksikan kima super raksasa ini, mereka harus datang ke Pulau Labengki dan kima ini tidak akan mereka temukan dimanapun di dunia, kecuali di Kepulauan Labengki, Sulawesi Tenggara.
sumber | wowunic.blogspot.com | http://travel.okezone.com/read/2013/09/28/408/873345/pulau-labengki-punya-kima-terbesar-ke-dua-di-dunia