![]() |
Sumber: www.careerealism.com |
Bahkan, dua dari tiga orang yang merasa terganggu dengan ulah bos mereka secara aktif mencari tempat kerja baru. Namun menurut Joseph Grenny, presiden VitalSmarts, dalam kebanyakan kasus masalah utamanya bukan terletak pada ulah sang bos yang menyebalkan. Sering kali masalah utamanya adalah keengganan pegawai untuk mengomunikasikan uneg-unegnya kepada sang bos. Hanya satu dari lima orang yang berani mengungkapkan keluhannya tentang hubungan atasan-bawahan kepada bosnya.
Riset VitalSmarts memgungkap bahwa kebanyakan pegawai tidak tahu bagaimana cara mengomunikasikan uneg-uneg mereka kepada atasan. Padahal menurut survei yang sama, para pegawai yang berani bicara dan mampu secara tepat mengonfrontasi bos mereka akan lebih puas dengan pekerjaan mereka dan kecil kemungkinan punya pikiran untuk keluar. Mereka juga cenderung tidak menggunjingkan atasan dan memanfaatkan celah kelemahannya.
Joseph Grenny menawarkan tip-tip sederhana ini guna mengonfrontasi bos yang menyebalkan:
![]() |
Sumber: www.catherinescareercorner.com |
1. Cermati dan nilai kondisi diri Anda terlebih dahulu. Telaah emosi-emosi Anda, karena jangan-jangan hal ini malah bisa menambah masalah. Seorang bos bukannya tidak pernah salah, namun kebanyakan orang cenderung membesar-besarkan kekurangan serta kesalahan atasan mereka, dan mengabaikan fakta bahwa mereka sendiri terkadang punya andil dalam hal itu.
![]() |
Sumber: www.themoderncareergirl.com |
![]() |
Sumber: www.dma15.org |
3. Berikan rasa aman. Memang tidak mudah mengatakan bahwa Anda tidak mempercayai bos Anda tanpa merusak hubungan yang telah terjalin. Tapi hal itu tidak mustahil kalau Anda mampu memberikan rasa aman kepada atasan. Secara psikologis, orang merasa aman saat mereka tahu bahwa Anda peduli kepada mereka dan menghormati mereka. Jadi, mulailah dengan kalimat: “Saya ada sesuatu yang perlu didiskusikan. Hal ini penting bagi saya, namun juga bisa membantu saya untuk bekerja lebih efektif. Boleh saya mendiskusikannya dengan Bapak/Ibu?”
![]() |
Sumber: www.amandareneedayafterday.files.wordpress.com |
4. Utamakan fakta. Jangan mulai diskusi dengan penilaian yang kasar atau kesimpulan yang tendensius. Contohnya, jangan langsung mengatakan, “Saya tidak bisa mempercayai Bapak/Ibu,” atau, “Anda terlalu suka mengatur.” Singkirkan semua bahasa yang provokatif dan menghakini, dan Anda harus spesifik. Contohnya, “Saya sudah lama di posisi yang sekarang dan telah banyak berkontribusi. Mengapa Anda tidak juga memberikan rekomendasi promosi kepada saya?”
Nah, demikianlah tip-tip yang bisa Anda gunakan untuk menghadapi bos Anda yang menyebalkan. Dengan pendekatan yang tepat, bos menyebalkan tidak harus menjadi alasan Anda untuk berhenti dari pekerjaan yang sekarang.
sumber | republished by Halo Unik !
No comments:
Post a Comment