Cara Turki Mengendalikan Tembakau, Tak Harus Musuhi Perokok,

icon18_edit_allbkg

Sejak meratifikasi FCTC (Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau), Turki terbilang sukses mengendalikan rokok. Hebatnya, tidak perlu banyak larangan merokok bagi yang sudah telanjur, cukup dengan melarang total iklan rokok. (Baca Juga) : CEWE CANTIK + BENING ini Bangga Akhirnya Bisa Masuk Teve

Prof Savas Alpay, Director General of the Statistical, Economic, and Social Research and Training Centre for Islamic Countries (SESRIC), mengakui bahwa 10 tahun yang lalu kondisi Turki masih sama seperti di Indonesia saat ini.

"Papan iklan yang bertuliskan tentang rokok ada di mana-mana. Iklan rokok juga seringkali tampil di televisi," ujarnya dalam temu media di Hotel Intercontinental, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta. (Baca Juga) : Gille Bro..Gak Terima Ditegur Langgar Rambu, Sopir ini Tunjukkan Pistol

Setelah menandatangani FCTC (Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau), pemerintah Turki pun segera membuat peraturan-peraturan tentang tembakau. Peraturan ini cukup unik, di mana mereka tidak melarang orang untuk merokok, tetapi hanya menghentikan akses iklan rokok ke seluruh media.

"Tidak boleh ada iklan tentang rokok di manapun. Baik itu koran, televisi, billboard, poster, atau apapun itu," ujarnya.

Langkah ini tentunya bisa dilakukan setelah mediasi yang dilakukan kepada para perusahaan rokok yang ada di Turki. Selain melakukan pelarangan iklan rokok, pemerintah Turki juga meminta kepada seluruh media elektronik (televisi dan radio) untuk menyiarkan bahaya apa saja yang dapat ditimbulkan oleh rokok.
"Pemerintah meminta waktu selama 90 menit per bulan kepada seluruh media elektronik untuk menyiarkan iklan layanan masyarakat tentang tembakau," lanjutnya. (Baca Juga) : Edan.....Demi bisa main PS4, pria ini rela bunuh orang

Ia juga menambahkan kalau kebijakan yang berkaitan dengan kesehatan rakyat selalu populer. Menurutnya, untuk meningkatkan kesejahteraan suatu negara bukan dilihat dari berapa pendapatan devisa pertahunnya, tetapi bagaimana kualitas kesehatan rakyat negara tersebut.

Ia pun mengakui kalau Indonesia agak enggan untuk meratifikasi FCTC karena temabakau adalah salah satu sumber devisanya. Namun menurutnya, pemerintah jangan tertipu oleh hal itu.

"Seberapa pun besarnya pendapatan perkapita negara Anda, namun akhirnya uang itu akan habis untuk biaya pengobatan rakyat yang banyak," lanjut Profesor asal Turki tersebut.

Ia pun memberikan langkah awal bagi masyarakat Indonesia agar perlahan-lahan dapat menjauh dari tembakau.

"Pertama, jika Anda tidak merokok, janganlah mencobanya. Namun jika Anda sudah menjadi perokok, berhentilah mengajak orang lain untuk merokok bersama Anda," pungkasnya. (Baca Juga) : Ini nih Tren Fotografi yang Lagi Nge-Tren

.com/blogger_img_proxy/




Sumber : Owunik . blogspot . com - yang unik, emang asyik :)


No comments:

Post a Comment



backtotop