Explorasi Mars terus berlanjut. Kali ini, badan antariksa Amerika Serikat (NASA) sedang mengujicoba pesawat mirip piring terbang untuk program pendaratan di planet Mars untuk masa depan.
Dalam uji coba pada Sabtu 28 Juni 2014 lalu, piring terbang tersebut berhasil terbang seperti yang direncanakan. Namun terjadi masalah saat akan mendarat di atas Samudra Pasifik.
Untuk menguji terbang dan pendaratan, piring terbang bernama Low-Density Supersonic Decelerator (LDSD) itu awalnya diangkat oleh sebuah balon udara raksasa seluas lapangan sepakbola di sebuah pangkalan militer di pulau Kauai, Hawaii.
LDSD (Low-Density Supersonic Decelerator) saat mengudara oleh bantuan balon (youtube.com)
Setelah sekitar 2,5 jam mengudara dan balon tersebut telah mencapai ketinggian 120.000 kaki (36.600 meter), piring terbang tersebut dilepas.
Kendaraan antariksa itu kemudian menyalakan mesin roketnya dan berhasil naik ke ketinggian 180.000 kaki (54.900 meter) dengan kecepatan 3,8 kali kecepatan suara!
Saat roket tersebut dimatikan, NASA mulai uji coba pertamanya. Pada uji coba pertama ini NASA mengaktifkan alat berbentuk seperti donat yang bisa mengembang bernamaSupersonic Inflatable Aerodynamic Decelerator.
Alat itu berhasil memperlambat kecepatan piring terbang meluncur ke Bumi menjadi 2,5 kecepatan suara.
Setelah itu, NASA mulai uji coba keduanya, yakni memperhalus pendaratan piring terbang di atas Samudra Pasifik dengan menggunakan parasut raksasa berdiameter 36 meter.
Teknologi baru ini diuji di atas ketinggian yang sama dengan ketinggian atmosfer di planet Mars.
Parasut raksasa tersebut seharusnya bisa mendaratkan piring terbang dengan lembut di permukaan Samudra Pasifik. Tapi, dia gagal mengembang secara sempurna sehingga piring terbang tersebut tercebur ke dalam laut.
Tampak wahana LDSD (Low-Density Supersonic Decelerator) berbentuk “piring terbang” milik NASA yang jatuh di laut sedang diambil oleh kapal milik NASA. (NASA.gov)
Seorang pejabat NASA mengatakan, parasut tersebut nampaknya tidak bekerja sebagaimana mestinya. Kemungkinan karena dia tidak mengembang secara sempurna.
Meskipun gagal tapi NASA puas dengan uji coba senilai US$150 juta tersebut. “Apa yang kita saksikan tadi adalah uji coba yang sangat baik,” kata pejabat tersebut.
Ditambahkannya, kegagalan ini adalah kesempatan untuk melihat data dan mempelajari apa yang terjadi dan menerapkan uji coba berikutnya.
NASA akan melakukan dua uji coba lagi untuk menguji lebih jauh teknologi pendaratan di planet Mars.
sumber | digali.blogspot.com
No comments:
Post a Comment