[INSPIRATIF] Kisah Loper Koran Naik Haji, Menabung Sejak 1985


Sadino (70) tak kuasa menahan haru ketika mengetahui dia akan memenuhi panggilan Allah, berangkat ke tanah suci menunaikan ibadah haji. Pria kelahiran Wonosobo itu mendapatkan jatah kuota haji tahun ini, sebuah penantian yang dia tunggu selama bertahun-tahun.



Sadino yang sehari-hari bekerja sebagai loper koran tak menyangka kerja kerasnya selama puluhan tahun itu pun berbuah manis. Uang yang dia kumpulkan sedikit demi sedikit dari menjual koran akhirnya bisa mewujudkan cita-citanya untuk naik haji. Wajah Sadino semakin sumringah, karena dalam hitungan hari, dia akan menjadi tamu Allah.

Kisah Sadino berangkat ke tanah suci berawal dari celetukan salah satu temannya untuk pergi haji. Dengan niat tulus, pria yang mengaku tamatan sekolah dasar itu mulai menyisihkan 10 persen dari hasil jerih payahnya menjadi loper koran. Dia telah mengumpulkan ongkos naik haji itu sejak tahun 1985.

Warga Beji, Depok, itu selalu mengawali hari-harinya dengan optimistis. Sebelum berangkat menjajakan koran, Sadino selalu bangun di sepertiga malam untuk solat sunah. 

"Jam tiga pagi saya bangun, ala kadarnya menjalankan salat. Lalu setelah itu keluar, mengatur koran masukin sisipan. Nah kalau sudah azan Subuh saya tinggal dulu dah. Salat Subuh dulu baru jalan lagi. Kita utamakan salat dulu," ucap kakek dengan tiga orang cucu ini pada VIVAnews, Senin 1 September 2014.

Meski pendapatan sebagai loper koran tak menentu, namun berkat keteguhan hati dan niatnya yang tulus, Sadino berhasil mengumpulkan dana haji sebesar Rp40 juta-an. Sayang, sang istri, Sumijem, tak bisa mendampinginya pergi haji karena lebih dulu meninggal dunia tahun 2005 lalu.

"Semua saya jalani dengan ikhlas. Insya Allah, kalau ada niat semua dimudahkan," ujar Sadino sambil membawa sepeda yang dia gunakan setiap hari untuk menjual koran.

Sabar dan Ikhlas

Perjalan Sadino pun tidak selalu berjalan mulus. Pernah sekali waktu, saat sedang menunaikan ibadah salat Zuhur, Sadino kaget melihat sepeda kesayangannya beserta barang dagangan (koran) raib dibawa maling. 

Kejadian itu tak membuatnya larut dalam kesedihan. Sadino memilih ikhlas, sambil berdoa, Sadino kembali melanjutkan rutinitasnya menjajakan koran ke pelanggan dari satu pintu ke pintu lainnya. Doa Sadino pun dijawab Allah. 

"Saya juga enggak menyangka. Setelah sepeda saya dicuri eh saya malah dapat tiga yang baru ada juga yang mengasih saya duit. Semua dikasih sama pelanggan," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Sadino bersama ribuan umat muslim di Depok lainnya akan bertolak ke tanah suci Mekkah tanggal 10 September 2014 mendatang. Sadino berangkat melalui Yayasan Ibnu Hasan, PT Safaroh Ziarah Haramain pimpinan Habib Idrus Al Gadri.

Ketua FPI Depok, Habib Idrus Al Gadri, yang rencananya akan memimpin sejumlah jamaah asal Depok lainnya, termasuk Sadino mengatakan, perjuangan dan ketulusan Sadino adalah bukti dari janji-janji Allah atas umatnya yang bersungguh-sungguh dalam mencari ridho-Nya.

"Ingat, haji itu bukan semata-mata uang. Tapi niat, ini janji Allah. Sesuai dengan surah Al Hajj yang salah satu kalimatnya berbunyi, diwajibkan kepada manusia untuk melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu. Mampu di sini dalam artian lebih kepada niat. Dengan niat semata-mata  karena Allah, Insya Allah semua bisa," kata Idrus.

"Dan ingat kalau Allah sudah berkehendak siapapun tak bisa menghalangi. Kun Fa Yakun, manusia punya rencana Allah maha kuasa. Jadi maka jadilah," imbuhnya






No comments:

Post a Comment



Back to Top

Artikel Terkait Lainnya

Back to Top