Bernilai Seni Tinggi, Produk Batu Fosil Banten Mendunia

icon18_edit_allbkg

Batu fosil asal Banten ternyata sudah mendunia. Permintaan akan komoditas ini tergolong tinggi. Petugas Promosi dan Kerja Sama Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Provinsi Banten Chandra mengungkap alasan di balik larisnya batu fosil asal Banten.

diakui-bernilai-seni-produk-batu-fosil-asal-banten-mendunia


Selama ini permintaan fosil untuk pasar mancanegara meningkat karena batu fosil Banten dianggap bernilai seni tinggi. Kelebihan batu fosil Provinsi Banten, berasal dari aneka jenis pohon yang usianya berabad-abad tahun hingga menjadi bebatuan.

Bahkan, kata dia, batu fosil pohon kampar dari Kabupaten Lebak, dijadikan koleksi di Kantor Kementerian Kehutanan, Jakarta. Karena itu dia mengaku tidak heran jika batu fosil Banten digandrungi banyak orang asing.

Perajin menjual ke luar negeri melalui agen perusahaan eksportir di Jakarta. Tapi banyak pula orang asing yang langsung membeli dengan mendatangi lokasi kerajinan. Ada beberapa kolektor Amerika Serikat, Belanda, Jerman, dan Jepang memesan dengan pengiriman paket.

"Saya kira batu fosil Banten itu memiliki keunggulan, selain memiliki seni cukup tinggi juga warnanya sangat alami serta usianya berabad-abad," ujarnya menjelaskan.
Pihaknya mengklaim punya andil dalam perkembangan bisnis batu fosil. Pemprov Banten mengaku telah membina perajin batu fosil yang tersebar di Kabupaten Lebak, Pandeglang, Serang dan Kabupaten Tangerang. Saat ini, jumlah pengusaha batu fosil tercatat 60 orang dan terus meningkatkan produksi karena permintaan pasar dunia meningkat.

Sesuai dengan konsep hilirisasi, para pengusaha memasok batu fosil tidak dalam bahan baku . Batu fosil diproses menjadi meubel seperti kursi, meja dan peralatan rumah tangga. Pihaknya terus mendorong perajin batu fosil agar berkembang dan bertahan juga dapat meningkatkan produksi karena bisa menyerap tenaga kerja lokal.

"Kami berharap perajin batu fosil Banten menjadikan andalan ekonomi masyarakat," katanya.

Kepala Bidang Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Herisnen mengatakan saat ini jumlah perajin batu fosil di daerah ini tercatat 16 unit usaha dan nilai investasi sekitar Rp 15 miliar dengan produksi 4.125 ton per tahun.

Perajin batu fosil tersebar di Kecamatan Sajira, Rangkasbitung, Cimarga, Maja, Cipanas dan Curugbitung. "Kami terus membina pelaku usaha batu fosil karena dapat menyerap lapangan pekerjaan lokal," ujarnya.

Pepen (45), perajin warga Cidengdong, Desa Sajira Timur, Lebak, mengaku banyak menerima permintaan batu fosil berbentuk kursi dan meja dari sejumlah negara. "Mereka langsung mendatangi perajin batu fosil dan tidak melalui agen lagi," ujarnya.

[noe]






No comments:

Post a Comment



backtotop