Peluncuran roket luar angkasa memang penuh resiko. Belum lepas dari ingatan tragedi pada tahun 1986 ketika roket NASA, Challenger, meledak hanya 73 detik setelah peluncuran. Kematian pun tak bisa dihindarkan, 7 orang astronot meninggal akibat ledakan itu. Kini, hal yang sama terjadi pada roket milik SpaceX.
Pada test yang dilaksanakan Jumat kemarin (22/08), roket yang terdiri dari tiga mesin roket Falcon 9 yang telah diperbaharui tersebut meledak di atas langit negara bagian Texas, Amerika Serikat. Menurut laporan dari USA Today (22/08), tidak ada korban jiwa atau luka-luka.
Uniknya, roket tersebut bukan meledak tanpa alasan. SpaceX menyatakan bila pihak mereka mendeteksi sebuah masalah yang terjadi di dalam roket setelah lepas landas. Masalah itulah yang secara otomatis memicu program penghancuran sendiri atau 'selfdestruction'.
Peluncuran roket tersebut merupakan uji coba kedua yang sudah dilakukan oleh SpaceX di tahun ini. Uji coba pertama dinyatakan berhasil, dan roket yang sama mampu terbang hingga ketinggian 250 meter.
Perwakilan badan pengatur lalu lintas udara Amerika, FAA, menyatakan bila SpaceX akan mengevaluasi catatan penerbangan dan menggunakannya untuk meningkatkan keamanan dan performa dari roket tersebut di uji coba ketiganya.
[bbo]