Masing-masing individu di dunia memiliki ketebalan kulit yang berbeda.
Sehingga, ketika terjadi luka bakar, proses penyembuhannya pun akan
berbeda pula. Sama halnya yang dialami warga masyarakat Asia dan Eropa.
Dr. Mirta Hediyati Reksodiputro, SpTHT-KL(K) menjelaskan bahwa jenis kulit orang Asia berbeda dengan jenis kulit orang Eropa secara signifikan, utamanya pada ketebalannya.
"Orang Asia epidermis dan dermisnya lebih tebal. Sedangkan bule, memiliki ketebalan kulit lebih tipis," kata Staf Divisi Plastik Rekonstruksi Departemen THT-KL Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (RSCM-FKUI) kepada Health Liputan6.com di Aula Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Jakarta, Kamis (3/7/2014).
Dr. Mirta Hediyati Reksodiputro, SpTHT-KL(K) menjelaskan bahwa jenis kulit orang Asia berbeda dengan jenis kulit orang Eropa secara signifikan, utamanya pada ketebalannya.
"Orang Asia epidermis dan dermisnya lebih tebal. Sedangkan bule, memiliki ketebalan kulit lebih tipis," kata Staf Divisi Plastik Rekonstruksi Departemen THT-KL Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (RSCM-FKUI) kepada Health Liputan6.com di Aula Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Jakarta, Kamis (3/7/2014).
Wanita yang baru saja memperoleh gelar Dokter dalam Bidang Ilmu Kesehatan berkat Disertasi berjudul `Peran
Faktor Pertumbuhan pada Platelet Rich Fibrin Matrix dan Platet Rich
Plasma Autologus terhadap Percepatan Proses Penyembuhan Luka Tandur
Kulit`, mengatakan, dengan kondisi seperti itu, tak heran
kenapa kulit orang Eropa lebih gampang rusak parah bila mengalami luka
bakar, ketimbang kulit orang Asia.
"Karena memang, kulitnya mereka lebih tipis. Di sinilah letak perbedaan ketebalan kulit orang Asia dan Eropa," kata dia menekankan.
sumber | digali.blogspot.com
"Karena memang, kulitnya mereka lebih tipis. Di sinilah letak perbedaan ketebalan kulit orang Asia dan Eropa," kata dia menekankan.
(Gabriel Abdi Susanto)
sumber | digali.blogspot.com