ANGKUTAN
berarti pemindahan orang dan atau barang dari satu titik ke titik lain
dengan menggunakan kendaraan. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan
bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut
bayaran. Pengertian ‘angkutan umum’ sendiri sebenarnya tidak terdapat
dalam perundang-undangan di Indonesia, karena yang dikenal adalah
angkutan penumpang umum. Stigma angkutan umum tidak terlepas dari
definisi global public transport atau kegiatan pengangkutan yang melayani publik atau masyarakat umum.
I. SEJARAH ANGKUTAN UMUM
I.1. Era Omni Bus
Ide
awal penyediaan pengangkutan publik – khususnya di darat – sebenarnya
telah dimulai sekitar 300 tahun yang lalu, ketika Pascal (Perancis)
mulai mengoperasikan gerbong untuk penumpang yang ditarik kuda di Kota
Paris pada tahun 1662.
Pada
awalnya, penyediaan kereta ini tidak dipungut biaya, namun pada
perkembangannya kemudian mulai dikenakan biaya. Revolusi industri yang
berkembang di Eropa (Perancis dan Inggris) telah membuat perkembangan
kota yang sedemikian pesat, yang memunculkan adanya pemisahan zona
industri (tempat bekerja) dan zona permukiman (rumah), sehingga timbul
apa yang disebut dengan fenomena urban sprawl, yakni fenomena bergeraknya area permukiman kelas menengah ke atas ke daerah sub-urban, menjauhi kawasan CBD (Central Business District) yang terjadi di Inggris pada tahun 1750. Fenomena lain adalah adanya arus commuting atau komuter. Jam puncak (peak hour) juga
timbul akibat adanya penumpukan arus pagi (berangkat untuk bekerja)
dan arus sore (pulang), dan timbulnya efek-efek kongesti, seperti
kemacetan dan kesemrawutan. Inggris mulai mengenalkan sistem
transportasi massa pertamanya, yakni dengan munculnya Omni Bus oleh
George Shillibeer di kota London pada 1829. Omni Bus adalah kendaraan
mirip gerbong beroda besar dengan pintu masuk di belakang.
Jumlah
kursinya 18 hingga 20 yang ditata sejajar dan berhadap-hadapan. Model
Omni Bus ini kemudian menyebar ke kota besar lain, seperti New York dan
Paris pada tahun 1830-an. Pada tahun yang sama, George Stephenson
meluncurkan kereta api uap yang pertama di Inggris dengan rute Liverpool
– Manchester. Perkembangan omni bus berikutnya adalah omni bus susun (double decker). Omni bus inilah embrio pertama lahirnya bus bermotor seperti yang dikenal sekarang.
I.2. Era Jalan Rel (1830 – 1920)
Era
jalan rel dimulai pada saat jalan tanah yang ada dirasakan mulai cepat
rusak dan memperlambat aksesibilitas kereta kuda, sehingga muncul
pemikiran untuk membuat jalan khusus di atas tanah yang mulanya dibuat
dari kayu. Namun karena bahan kayu juga cepat rusak, maka digantikan
dengan besi/rel. Kereta yang berjalan di atas rel masih tetap ditarik
dengan kuda, sehingga dikenal dengan nama Horse Train Street Cars, yang
diperkenalkan di New York pada 1832. Karena pada saat itu loko uap
dilarang masuk area kota, maka angkutan ini cepat populer di dalam kota,
bahkan di Inggris (1860).
Keunggulan
tram ini adalah lebih nyaman, lebih besar dan dapat mengangkut
penumpang dengan jumlah banyak. Kecepatan rata-ratanya 7 km/jam. Era
ini juga telah mengenal sistem pengelolaan oleh pihak-pihak swasta
dalam bentuk perusahaan dan mulai terdapat persaingan ketat, khususnya
pada persinggungan rute yang sama. Era berikutnya adalah kereta kabel (cable cars),
yakni dengan adanya kabel di tengah rel yang ditarik dengan mesin uap,
yang mulai diperkenalkan di San Fransisco pada tahun 1873. Kereta ini
berkapasitas lebih besar, bahkan dapat menarik 3 (tiga) kereta dalam
satu rangkaian. Biaya operasi juga rendah, meskipun investasi awalnya
lebih mahal. Pada tahun 1850 juga telah dikenal dengan adanya rapid transit dengan
jalur terpisah dari jalan, bahkan tidak sebidang. Inggris pada tahun
1863 juga mulai membuka jalur Metropolitan Railway, yakni jalur kereta
bawah tanah dengan tenaga uap, dengan jalur Farringdon Street ke Bishop,
Paddington. Lima tahun kemudian (1868) Amerika Serikat membuat
jaringan kereta uap yang melayang (elevated) di New York. Kereta rel (tram) listrik pertama hadir di Chicago pada tahun 1883 dan di Toronto pada tahun 1885.
Energi
listrik diambilkan dari tiang yang menempel di bawah kabel yang
digantung di sepanjang rel. Kecepatan rata-rata mencapai 16 km/jam.
Pada 1888 kereta listrik telah dibuat dengan sistem Multiple Unit Train Control
atau Kontrol Unit Berganda. Sepuluh tahun berikutnya, kereta listrik
mulai dibuat di bawah tanah di Boston (AS) dan New York (1904).
Kelebihan kereta listrik adalah pada sifatnya yang tidak polutif,
jaringan yang lebih luas serta cocok untuk kondisi kota yang kongestif.
I.3. Era Bus dan Trolley Bus (1920 – now)
Era
bus dan bus troli kembali hadir pada 1920. Banyak pertanyaan muncul,
ketika era kereta telah sedemikian hebat, mengapa bus kembali populer
pada awal abad 20 ? Hal ini disebabkan adanya Perang Dunia I, di mana
banyak sarana rel yang dialokasikan untuk kebutuhan peperangan, krisis
finansial akibat perang, serta booming mobil pribadi, sehingga angkutan massa dengan rel (yang membutuhkan investasi dan pemeliharaan mahal) menjadi terpuruk.
Angkutan
dengan bus kemudian hadir karena dirasa lebih efisien dengan biaya
investasi yang relatif murah. Pada awalnya muncul bus bermotor di New
York pada 1905, lalu berlanjut dengan adanya sistem feeder bus
ke tram (1912). Tahun berikutnya (1920) hadir armada bus dengan posisi
mesin di depan dan dengan pintu yang dapat diatur oleh pengemudi.
Hingga tahun 30-an, bus berkembang sangat pesat. Bahkan di tahun 1939,
tipikal bus telah berkembang menjadi lebih kuat, efiien, bermesin
diesel, hingga persneling otomatis.
Perkembangan berikutnya adalah bus tingkat (double decker) dengan konfigurasi mirip bus tidak bertingkat. Model yang cukup populer pada masa itu (1958) adalah Leyland Atlantean. Inovasi lain adalah trolley bus, yakni kombinasi antara bus dan tram. Disebut trolley karena bus dilengkapi dengan 2 (dua) tiang untuk mengambil listrik dari kabel yang tergantung di atas.
I.4. Era Kereta Kabel
Era berikutnya adalah kereta kabel (cable cars), yakni dengan adanya kabel di tengah rel yang ditarik dengan mesin uap, yang mulai diperkenalkan di San Fransisco pada tahun 1873. Kereta ini berkapasitas lebih besar, bahkan dapat menarik 3 (tiga) kereta dalam satu rangkaian.
Kereta
rel (tram) listrik pertama hadir di Chicago pada tahun 1883 dan di
Toronto pada tahun 1885. Energi listrik diambilkan dari tiang yang
menempel di bawah kabel yang digantung di sepanjang rel.
II. PERKEMBANGAN ANGKUTAN UMUM
Melihat
perkembangan sejarah angkutan umum seperti yang telah dipaparkan di
atas, terlihat bahwa angkutan umum muncul karena efek kongesti lalu
lintas, yang bila diaktualisasikan di masa sekarang dapat berupa 5
(lima) penyakit transportasi, yakni kemacetan, kesemrawutan, polusi (udara dan kebisingan), kecelakaan dan biaya tinggi.
Kini,
di negara-negara maju, angkutan umum menjadi bagian tak terpisahkan
dari konsep pengembangan tata perkotaan yang pesat. Angkutan umum
menjadi salah satu high priority dan kebutuhan penting dalam skema urban grand design, karena mereka telah belajar dari pengalaman di tahun 20-an ketika booming mobil pribadi telah meluluhlantakkan aksesibilitas dan lalu lintas masyarakat, yang pada akhirnya akan berefek pada high social cost
berupa kerugian-kerugian akibat hilangnya waktu perjalanan akibat
kemacetan, polusi udara, kebisingan, turunnya produktivitas, timbulnya
stres dan lain-lainnya.
sumber | digali.blogspot.com