Iya, Dolly Chavid nama pendek dari Dolira Advonso Chavid. Dikenal sebagai Mami Dolly atau Tante Dolly, begitu warga sekitar makam menyebutnya.
Makamnya masih berdiri kokoh, tidak semewah komplek lokalisasi atau makam orang kaya lainnya. Dengan arsitektur khas Nasrani. Terbilang ukuran standar dengan besaran biaya Rp 3 sampai 4 jutaan. Panjangnya sekitar 2 meter dengan rumput liar tumbuh subur, layaknya makam tak terawat.
Pada batu nisannya yang diyakini makam Mami Dolly ini tertulis nama D. A Chavid. Kelahiran 15 September 1929 dan wafat pada 7 Januari 1992. Tertulis nama anak dan menantu, yakni Eddy Y, B Harianto, Sutejo, R Budiono, Andi P, Maria S. Menantunya bernama Dra Watik, Napsiah SH, Lina Darlinah, Rosa.
Pada makam lain yang disebut-sebut biasa dikunjungi oleh cucu atau cicit atau keluarga Dolly, yakni makam Eduard Soukup Eddy, kelahiran 1944 dan meninggal pada 1999. Tiga orang penjaga dan pembersih makam menyakini dan mengenalnya sebagai anak Mami Dolly.
"Di sini Mami Dolly makamnya. Ada dua makamnya, satu makam Mami Dolly dan anaknya yang namanya Eddy," ucap Masaki salah satu petugas makam.
Menurut dia,
sejak Eddy meninggal dan dimakamkan di dekat pusara Mami Dolly. Jarang
kerabat hadir berziarah, bahkan tak satupun mendatangi hingga belasan
tahun ini.
"Sejak Eddy meninggal, sudah jarang keluarga berziarah dan mendoakan Dolly," aku Masaki.
Mengapa Dolly justru menghabiskan masa tuanya dan mengakhiri masa hidupnya di Kota Malang. Teka teki itupun mengundang tanya.
sumber | digali.blogspot.com
"Sejak Eddy meninggal, sudah jarang keluarga berziarah dan mendoakan Dolly," aku Masaki.
Mengapa Dolly justru menghabiskan masa tuanya dan mengakhiri masa hidupnya di Kota Malang. Teka teki itupun mengundang tanya.
sumber | digali.blogspot.com