Lalu apa yang dapat dilakukan oleh orang tua? Dr dr Ahmad Suryawan, SpA(K), pakar tumbuh kembang anak asal RS Dr Sutomo/FK Unair Surabaya mengatakan bahwa ada rumus 5-2-1-0 yang dapat dilakukan orang tua agar obesitas yang dialami anak tidak semakin parah. Apa itu?
"5 Porsi buah dan sayur dalam sehari, 2 jam maksimal menggunakan gadget dan televisi, 1 jam minimal olahraga dalam sehari, dan 0 (nol) asupan gula pada kondisi tertentu," tutur pria yang akrab disapa dr Wawan tersebut kepada detikHealth pada acara Solusi Pemenuhan Gizi Anak Sesuai Tren Pola Asuh Masa Kini yang diadakan di Hotel Sol Beach House, Tanjung Benoa, Bali, dan ditulis Senin (16/6/2014).
dr Wawan menegaskan bahwa rumus tersebut merupakan acuan dasar yang harus diikuti orang tua jika tidak ingin obesitas anaknya semakin parah. Dilanjutkannya lagi bahwa rumus 5-2-1-0 merupakan syarat minimal agar anak dapat tumbuh sehat sesuai dengan milestone yang dimilikinya pada usia tersebut.
Ia pun mengatakan bahwa tidak ada tawar-menawar untuk rumus 5-2-1-0 tersebut, kecuali untuk 0 asupan gula. Gula memang salah penyebab obesitas anak. Kendati begitu, dr Wawan mengatakan bahwa rumus 0 asupan gula tidak berlaku bagi anak yang berat badannya di bawah berat badan standar anak di usianya.
"Ya orang tua juga harus
lihat kondisi anaknya dong ya. Kalau anaknya kurus, sering lemas, berat
badannya kurang berarti jangan dipakai rumus 0 asupan gulanya," ungkap
dr Wawan lagi.
Menyoal berat badan anak, dr Wawan juga menegaskan bahwa ada kecenderungan orang tua untuk melebih-lebihkan kebiasaan makan anaknya. Seringkali, pasien yang datang merupakan orang tua yang menganggap anaknya terlalu kurus atau sulit makan, padahal berat badan anak masih dalam kondisi normal.
"Jadi misalnya anaknya biasa makan satu piring besar habis, eh sekarang ada sisanya 1/4 piring dibilangnya nggak mau makanlah, sulit makanlah. Padahal berat badan anaknya normal, bahkan ada beberapa yang cenderung lebih atau kegemukan, tapi dibilang sulit makan," ujarnya berseloroh.
Untuk itu dr Wawan mengatakan bahwa orang tua tidak boleh mengikuti persepsi, baik dirinya maupun orang sekitar, dalam hal tumbuh kembang anak. Berkonsultasilah ke dokter untuk mengetahui milestones anak sesuai usianya. Terakhir, maksimalkan penggunaan buku catatan tumbuh kembang anak yang dimiliki oleh orang tua.

sumber | digali.blogspot.com
Menyoal berat badan anak, dr Wawan juga menegaskan bahwa ada kecenderungan orang tua untuk melebih-lebihkan kebiasaan makan anaknya. Seringkali, pasien yang datang merupakan orang tua yang menganggap anaknya terlalu kurus atau sulit makan, padahal berat badan anak masih dalam kondisi normal.
"Jadi misalnya anaknya biasa makan satu piring besar habis, eh sekarang ada sisanya 1/4 piring dibilangnya nggak mau makanlah, sulit makanlah. Padahal berat badan anaknya normal, bahkan ada beberapa yang cenderung lebih atau kegemukan, tapi dibilang sulit makan," ujarnya berseloroh.
Untuk itu dr Wawan mengatakan bahwa orang tua tidak boleh mengikuti persepsi, baik dirinya maupun orang sekitar, dalam hal tumbuh kembang anak. Berkonsultasilah ke dokter untuk mengetahui milestones anak sesuai usianya. Terakhir, maksimalkan penggunaan buku catatan tumbuh kembang anak yang dimiliki oleh orang tua.
sumber | digali.blogspot.com