ILMU PERILAKU yang dibutuhkan Generasi Muda saat ini

icon18_edit_allbkg


.com/blogger_img_proxy/
Pendidikan adalah suatu proses masuknya ilmu ke dalam pikiran seseorang. Ilmu terdiri dari tiga unsur yang dikenal dengan istilah KAP, yaitu knowledge (pengetahuan), attitude (perilaku), dan practice (keterampilan). Pengetahuan dan keterampilan merupakan ilmu yang saat mudah dipelajari karena telah diajarkan di hampir semua lembaga pendidikan di Indonesia. Pengetahuan dan keterampilan seseorang juga dapat ditingkatkan dengan cara membaca, mengamati, dan mempraktikkan. Perilaku adalah ilmu yang tidak selalu diajarkan di lembaga pendidikan. Meski demikian, ilmu tentang perilaku juga dapat dipelajari karena perilaku bukan merupakan bawaan lahir seseorang tetapi terbentuk dari pengalaman hidup seseorang. Ketiga unsur ilmu ini akan selalu berkaitan erat satu dengan lainnya. Semakin tinggi pengetahuan dan keterampilan seseorang, semakin baik pula perilaku seseorang tersebut.

Ilmu dapat diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, dan informal. Pendidikan formal adalah proses pembelajaran seseorang melalui lembaga pendidikan, seperti: sekolah dasar, sekolah menengah, dan perguruan tinggi. Dalam pendidikan ini, umumnya lebih mengedepankan pemberian ilmu pengetahuan. Pendidikan nonformal dapat diperoleh melalui kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan. Pendidikan nonformal juga dapat diperoleh dari lembaga pendidikan nonformal, seperti: tempat kursus komputer, sanggar tari, dan lain-lain. Pendidikan nonformal ini lebih mengarah pada peningkatan keterampilan seseorang. Ada pula kegiatan dalam pendidikan nonformal yang dapat meningkatkan kemampuan berperilaku seseorang, seperti: pramuka, OSIS, dan karang taruna. Pendidikan informal biasanya diperoleh dari keluarga dan lingkungan masyarakat. Pendidikan inilah yang mampu membentuk perilaku seseorang. Semakin kondusif kondisi lingkungan keluarga dan masyarakat, semakin baik pula perilaku yang dimiliki seseorang.

Perilaku dapat menjadi acuan terbentuknya karakter. Karakter merupakan suatu kualitas pribadi yang bersifat unik yang menjadikan perilaku seseorang yang satu berbeda dengan yang lain. Uniknya karakter membuat orang lain mengenali pribadi seseorang. Pertanyaannya, karakter apakah yang dimiliki generasi muda Indonesia?
Pertama, generasi muda Indonesia saat ini tidak memiliki sifat percaya diri. Mencontek merupakan bukti nyata dari ketidakpercayaan diri seseorang. Tidak hanya mencontek, generasi muda saat ini sering kali melakukan kecurangan dalam mengerjakan tes maupun ujian. Bentuk kecurangan itu pun mulai berkembang, mulai dari mencontek, mencari bocoran soal, bahkan membeli kunci jawaban. Praktik jual beli kunci jawaban UN yang dilakukan tiap tahun berhasil mencoreng nama baik pendidikan Indonesia dan membunuh karakter generasi muda. Bagaimana Indonesia mau maju jika para generasi muda sudah tidak percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya dan selalu menyerah sebelum mencoba?

Kedua, tidak jujur. Sikap tidak percaya diri yang dimiliki generasi muda saat ini ternyata dapat memunculkan karakter buruk lainnya, yaitu tidak jujur. Generasi muda lebih suka lulus ujian dengan menghalalkan segala cara daripada belajar mati-matian untuk mengukur kemampuan dirinya. Dengan melakukan praktik mencontek, mencari bocoran soal, dan membeli kunci jawaban, secara tidak sadar generasi muda sudah mulai belajar membohongi diri sendiri dan orang lain. Mungkin sikap tidak jujur inilah yang juga memicu munculnya kasus-kasus korupsi di Indonesia beberapa tahun ini.

Ketiga, tidak peduli. Generasi muda saat ini umumnya memiliki sikap acuh tak acuh. Hal ini yang menyebabkan banyak generasi muda yang tidak dapat bersikap sopan dan menghargai orang lain. Ketidakpedulian merupakan karakter pembunuh utama dalam ilmu perilaku. “Hargailah orang lain, jika kau ingin dihargai.” Slogan ini memiliki makna yang mendalam. Banyak generasi muda yang memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan tinggi tetapi tidak dapat berperilaku sopan dan tidak mampu menghargai orang lain. Jadi tidaklah heran jika banyak generasi muda yang merasa terkucilkan dalam lingkungan masyarakat karena tidak dapat berinteraksi dengan baik dan benar.

Solusinya adalah pemberian ilmu perilaku tidak hanya dilakukan dalam pendidikan informal tetapi juga harus dilakukan oleh lembaga pendidikan formal dan nonformal. Pendidikan ilmu perilaku ini dapat dikemas dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti: pramuka, OSIS, remaja masjid, dan lain-lain. Kegiatan pramuka mengajarkan tata cara berinteraksi dengan orang lain, sopan santun, disiplin sikap dan waktu, serta tanggung jawab. Kegiatan OSIS dapat mengajarkan tata cara berorganisasi, bertanggung jawab, dan berinteraksi dengan orang lain. Kegiatan remaja masjid ataupun kegiatan kerohanian lainnya mampu membangun karakter generasi muda yang beriman, bertakwa, dan berbudi luhur. Kegiatan-kegiatan seperti di atas perlu dicanangkan kembali dalam program pendidikan Indonesia karena mampu membangun karakter positif yang seharusnya dimiliki oleh generasi muda Indonesia.

Buruknya perilaku generasi muda bukanlah semata-mata kesalahan generasi muda itu sendiri tetapi juga merupakan tanggung jawab dari semua pihak. Kerja sama yang baik dari semua pihak dalam membangun pendidikan ilmu perilaku bagi generasi muda dapat memperbaiki karakter generasi muda Indonesia.


http://www.kaskus.co.id/thread/534b5e3dfbca17e2528b4787/ilmu-perilaku-yang-dibutuhkan-generasi-muda-saat-ini/| digali.blogspot.com




backtotop