Seorang peneliti Inggris mengatakan, pembatasan jumlah gerai makanan cepat saji di sekitar kantor dan rumah bisa membantu memerangi epidemi obesitas. Hasil penelitian dr Thomas Burgoine itu menunjukkan bahwa terlalu banyak bahan makanan yang diolah dengan minyak dapat meningkatkan resiko obesitas dua kali lipat.
"Penelitian ini menunjukan kebijakan untuk membuat lingkungan kita lebih sehat dengan membatasi akses ke gerai makanan cepat saji dan obesitas," ujar dr Thomas, seperti dilansir BBC, Senin (17/3).
Di antara langkah yang harus diambil untuk membatasi akses adalah dengan tidak membuka restoran cepat saji. Dalam satu dekade terakhir di Inggris, pengeluaran untuk makanan luar rumah telah meningkat sebesar 29% dan dapat dikatakan sebagi tren yang mengkhawatirkan.
Namun, pendapat lain mengatakan, pembuat kebijakan harus fokus pada pembuatan makanan cepat saji yang lebih sehat. Penelitian dr Kathryn Neckerman Columbia University, New York, Amerika Serikat, mendapatkan hasil yang bertentangan tentang hubungan paparan makanan cepat saji dengan obesitas.
Kathryn mengatakan, penelitiannya yang difokuskan pada anak-anak menunjukkan bahwa anak-anak di lingkungan dengan banyak restoran cepat saji cenderung lebih ramping. Menurutnya, membuat makanan cepat saji yang murah dan menyehatkan lebih baik untuk menekan angka obesitas.
"Sulit membayangkan dunia di mana brokoli menjadi rival kripik di gerai cepat saji, tapi langkah-langkah kecil telah diambil," ujarnya. (Afwan Albasit)
No comments:
Post a Comment