Pengungsi Gunung Sinabung SULAP Abu Vulkanik Jadi Batako

icon18_edit_allbkg

Abu vulkanik yang dihasilkan dari erupsi Gunung SinAbung, yang selama ini dianggap membawa musibah, ternyata dapat menjadi hal yang sangat bermanfaat selain dari kandungan unsur haranya. 

0

Di sela penantian kelangsungan nasib, di posko penampungan, sejumlah pengungsi dan relawan mencoba mensiasati kegunaannya material yang sebelumnya dianggap banyak membawa kerugian bagi warga khususnya radius 5 km.

Ekseperimen di camp pengungsian Maka Mehuli, Kabanjahe ternyata membuka mata berbagai pihak. Bagaimana tidak, abu vulkanik yang berasal dari perut bumi diolah menjadi batako. Walau belum dikaji lebih jauh, namun pihak posko menyatakan kalau hasil jadi, bahan bangunan buatan mereka itu, kokoh dan tidak kalah saing dengan batako buatan pabrik.

"Ukuran batako yang kita hasilkan dari debu vulkanik erupsi Sinabung berukuran lebar 20 cm, panjang 80 cm, dan ketebalan 10 cm. Bahan campuran lain tentunya rahasian perusahaan," ujar Wakil Ketua Posko Maka Mehuli, Arhen Bangun, sambil berkelakar kepada MedanBisnis," Kamis, (6/2) di lingkungan camp penampungan.
Diutarakannya, material abu vulkanik dicampur beberapa unsur lainnya termasuk semen. Namun, lagi-lagi Arhen Bangun enggan menguraikan sistem produksi yang dibuat pihaknya beserta pengungsi. Hanya saja jika dipesan, pihak posko dan relawan serta pengungsi siap menghasilkan dalam jumlah banyak. "Harga perbatang Rp 8.000. Jangan khawatir, hasil karya kami dijamin memiliki daya tahan kuat dan tidak kalah saing dengan produk lainnya. Bahkan, kita tidak sungkan menyebutkan, kalau hasil kerajinan kami ini, tahan terhadap gempa," kata Arhen didampingi sejumlah pengurus posko lainnya.

Hanya saja ungkapnya, hingga saat ini, hasil kerajinan yang mereka buat itu, belum diketahui banyak kalangan. Karena belum terpublikasi secara merata apalagi melalui iklan. 
Begitupun, mereka optimis usaha tersebut akan berkembang secara alamiah, melalui proses pemberitaan media massa yang saat ini gencar memuat segala sesuatu terkait Sinabung. 
"Kreativitas kita ini butuh dukungan dari berbagai pihak. 

Sehingga warga yang perladangannya tertimbun abu vulkanik dapat digunakan untuk menghasilkan rupiah, sebagai ganti rugi tidak langsung tanaman yang rusak, selain subsidi pemerintah," kata Arhen.

Menyikapi kreativitas yang ada diposko Maka Mehuli, Ketua Pemerhati Lentera Karo, Medi Juna Sembirng, melalui telepon selularnya mengaku sangat bangga dengan apa yang dihasilkan dan diciptakan pihak posko, relawan, dan pengungsi. 

Menurutnya hal-hal positif menyangkut erupsi Sinabung, khususnya material yang dikeluarkan gunung apabila dapat diolah adalah wujud yang patut diberi apresiasi.
"Masyarakat butuh informasi kegunaan abu vulkanik. 

Apa saja yang dapat dihasilkan dari kandungan material itu sangat membantu pengembangan kreativitas disela kepasifan di camp pengungsian. Apakah dapat diolah menjadi pupuk/kompos atau bahan lainnya semisal batako. Ini menjadikan atensi banyak pihak. Mereka itu butuh pendampingan untuk tahap kematangan hasil produk," ujar Medi.








No comments:

Post a Comment



backtotop