Ini Alasan Kenapa Orang Tidak Mau Menolong Korban Lakalantas



Jakarta, Saat terjadi kecelakaan lalu lintas (lakalantas), sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya di kota besar seperti Jakarta sering enggan menolong korban kecelakaan karena takut. Padahal keterlambatan menolong korban kecelakaan bisa menimbulkan kecacatan atau bahkan kematian.

"Biasanya masyarakat sudah ketakutan duluan, memang kita saja yang dokter kalau lihat darah agak ngeri, maka kita harus bisa mengatasi rasa takut untuk tolong orang itu. Caranya kita yakin kalau kita mampu memberi bantuan, dengan tujuan kita bisa menyelamatkan mereka," kata dekan Fakultas Kedokteran UI, Dr. dr. Ratna Sitompul, SpM(K).


Selain itu, Ratna mengatakan bahwa pendidikan tentang keselamatan lalu lintas perlu dimulai dari lingkungan keluarga di mana ibu-ibu dan remaja putri bisa jadi pelopor untuk mengatakan jika anggota keluarganya enggan menolong korban kecelakaan atau justru tidak tertib berlalu lintas.

"Di masyarakat bapak ibulah yang pertama kali menyaksikan kecelakaan lalu lintas maka walaupun kita bukan dokter atau perawat, kita harus bisa membantu korban tersebut," imbuhnya. Keterangan itu diberikan Ratna di acara Talkshow 'Jakarta Safe Community' di Aula FKUI, Salemba, Jakarta Pusat

 
Menurut dr Yogi Prabowo SpOT, cara termudah yang bisa dilakukan masyarakat untuk menolong korban kecelakaan yaitu dengan menghubungi polisi, rumah sakit, atau ambulans gawat darurat 118. "Kita bisa memeriksa kondisi pasien sadar atau tidak, apakah ia bernapas, periksa cedera patah tulang, pastikan ada perdarahan atau tidak, pasang bidai yang sesuai, dan tutup bila ada luka," papar dr Yogi.

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Dr Chrysnanda, MS, mengatakan bahwa setiap hari, di Jakarta rata-rata tiga sampai lima orang meninggal dunia dan sembilan orang cacat akibat kecelakaan lalu lintas. Saat memakai jalan raya, seseorang bisa menjadi korban atau pelaku kecelakaan yang dapat menghambat produktivitas dirinya dan orang lain.

"Sekarang ini banyak orang bangga karena melanggar, bukan karena tertib. Patuh pada lalu lintas karena takut ditilang, bukan karena kesadarannya," tutur Chrysnanda.




http://images.detik.com/content/2013/10/26/763/150040_kecelakaants.jpg




Back to Top

Artikel Terkait Lainnya

Back to Top