Tubuh mereka rata-rata kekar dan kuat. Buah dari latihan bertahun-tahun di Kuil Shaolin, tempat lahirnya Kung Fu Shaolin yang termashur di dunia.
Kehidupan biksu di kuil yang berdiri pada 495 M ini, sebelumnya tak banyak diketahui orang. Lokasinya yang terpencil dan dikelilingi hutan, membuat Kuil Shaolin sulit terjamah. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, kuil yang dibangun oleh Kaisar Xiaowen tersebut mulai membuka diri pada dunia luar.
Turis asing dibolehkan berwisata ke kuil yang pada masa jayanya pernah dihuni hingga 3.000 biksu. Tak bisa dipungkiri, seni bela diri yang dipraktikkan di Kuil Shaolin mampu menarik perhatian banyak orang dari seluruh dunia. Mereka terkesima dengan Kung Fu Shaolin yang menuntut kedisiplinan dan koordinasi tangan dan mata yang luar biasa.
Salah satu yang terpikat adalah mentalist kenamaan Indonesia, Deddy Corbuzier. Terinspirasi seorang mantan biksu Shaolin yang kebetulan menjadi sopir taksinya saat berkunjung ke Hong Kong, pria bernama lengkap Deodatus Andreas Deddy Cahyadi Sunjoyo ini menciptakan sebuah program diet bernama Obsessive Corbuzier's Diet (OCD).
“Usia sopir itu sudah 70 tahunan dengan wajah dan perawakan seperti 40 tahunan,” kata Deddy.
Program diet Shaolin yang diadaptasi Deddy itu kini ramai diperbincangkan dan secara massif tengah jadi tren di masyarakat. Tua muda ramai-ramai mencoba menjalaninya.
Gaya hidup biksu Shaolin
Menurut legenda, Kung Fu Shaolin muncul setelah Bodhidharma menemukan adanya biksu yang lemah dan tidak sehat usai bermeditasi dalam waktu yang cukup lama. Dari situ, lalu dikembangkan seni bela diri untuk memperkuat fisik para biksu Shaolin. Seni bela diri inilah yang kemudian menjadi dasar Kung Fu Shaolin.
Meski istilah Shaolin sudah dikenal
khalayak luas dan bahkan digunakan dalam berbagai judul film, namun tak
banyak yang tahu artinya. Istilah “Shao” dalam “Shaolinsi” sesungguhnya
mengacu pada Gunung Shaoshi. Sementara “Lin” berarti hutan dan “Si”
berarti kuil. Secara harfiah Kuil Shaolin mengandung arti “Kuil di Hutan
Gunung Shaoshi”.
Lalu, bagaimana sesungguhnya gaya hidup para bhiksu yang kini masih menetap di Kuil Shaolin, yang jadi inspirasi program diet Deddy Corbuzier?
Diterangkan di laman Shaolin.org.cn, aktivitas para biksu di Kuil Shaolin sudah dimulai pada pukul 5.00. Setiap pagi, seluruh biksu di biara berkumpul di Mahavira Hall untuk menjalani dua sesi pembacaan sutra (ayat suci): Shurangama Sutra dan Sutra of Sahasrabhujasahasranetra Avalokite'svara.
Sekitar pukul 6.30, para biksu menyantap sarapan pagi. Saat makan dari mangkok, mereka tidak boleh berbicara serta menyisakan makanan. Para biksu ini baru diperbolehkan makan lagi sekitar pukul 11.30.
Aturan Shaolin semula menetapkan larangan makan setelah tengah hari. Namun, seiring perkembangan jaman dan perubahan kebiasaan makan, para biksu pun diperbolehkan makan pada malam hari. Namun makan malam itu disebut dengan istilah “obat”.
Makanan yang dikonsumsi para biksu sebagian besar dari hasil bercocok tanam mereka sendiri. Sebagai vegetarian, para biksu tidak diperbolehkan menyantap daging, termasuk ikan. Selain itu, jenis sayuran yang boleh dikonsumi juga diatur sangat ketat.
Menurut laman Livestrong, mereka tidak boleh menyantap bawang putih, bawang merah, cabai, jahe, serta sayuran pedas lainnya yang mungkin memicu emosi. Para biksu biasanya makan biji-bijian, tetapi tanpa bumbu atau saus pedas. Mereka dilarang menyantap telur, tapi diizinkan minum susu. Biksu Shaolin juga tidak minum alkohol.
Kunci kebugaran para biksu Shaolin tak hanya bersumber dari pola makan. Mereka pun ditempa seni bela diri dan berbagai latihan fisik, mulai dari berlari hingga berjalan jarak jauh.
“Kung Fu adalah jantung budaya Shaolin bersama dengan obat-obatan, seni, dan meditasi. Tidak hanya sekadar latihan, itu membawa ketenangan dalam pikiran dan keyakinan yang kuat,” ujar Abbot atau pemimpin Kuil Shaolin, Shi Yongxi, seperti dikutip dari video The Making of Shaolin: Wheel of Life. (kd)

sumber | wowunic.blogspot.com | http://sorot.news.viva.co.id/news/read/447528-inspirasi-diet-dari-kuil-gunung-shaoshi
Lalu, bagaimana sesungguhnya gaya hidup para bhiksu yang kini masih menetap di Kuil Shaolin, yang jadi inspirasi program diet Deddy Corbuzier?
Diterangkan di laman Shaolin.org.cn, aktivitas para biksu di Kuil Shaolin sudah dimulai pada pukul 5.00. Setiap pagi, seluruh biksu di biara berkumpul di Mahavira Hall untuk menjalani dua sesi pembacaan sutra (ayat suci): Shurangama Sutra dan Sutra of Sahasrabhujasahasranetra Avalokite'svara.
Sekitar pukul 6.30, para biksu menyantap sarapan pagi. Saat makan dari mangkok, mereka tidak boleh berbicara serta menyisakan makanan. Para biksu ini baru diperbolehkan makan lagi sekitar pukul 11.30.
Aturan Shaolin semula menetapkan larangan makan setelah tengah hari. Namun, seiring perkembangan jaman dan perubahan kebiasaan makan, para biksu pun diperbolehkan makan pada malam hari. Namun makan malam itu disebut dengan istilah “obat”.
Makanan yang dikonsumsi para biksu sebagian besar dari hasil bercocok tanam mereka sendiri. Sebagai vegetarian, para biksu tidak diperbolehkan menyantap daging, termasuk ikan. Selain itu, jenis sayuran yang boleh dikonsumi juga diatur sangat ketat.
Menurut laman Livestrong, mereka tidak boleh menyantap bawang putih, bawang merah, cabai, jahe, serta sayuran pedas lainnya yang mungkin memicu emosi. Para biksu biasanya makan biji-bijian, tetapi tanpa bumbu atau saus pedas. Mereka dilarang menyantap telur, tapi diizinkan minum susu. Biksu Shaolin juga tidak minum alkohol.
Kunci kebugaran para biksu Shaolin tak hanya bersumber dari pola makan. Mereka pun ditempa seni bela diri dan berbagai latihan fisik, mulai dari berlari hingga berjalan jarak jauh.
“Kung Fu adalah jantung budaya Shaolin bersama dengan obat-obatan, seni, dan meditasi. Tidak hanya sekadar latihan, itu membawa ketenangan dalam pikiran dan keyakinan yang kuat,” ujar Abbot atau pemimpin Kuil Shaolin, Shi Yongxi, seperti dikutip dari video The Making of Shaolin: Wheel of Life. (kd)