
Enam bulan lalu, Ben Watson mengalami patah kaki yang membuatnya harus menepi lama. Siapa sangka kalau di ujung musim dia jadi pahlawan timnya dan membuat raksasa bernama Manchester City mengakhiri musim tanpa gelar.
Bagi Wigan Athletic, malam di Wembley pada 11 Mei 2013 merupakan malam yang luar biasa. Untuk klub kecil yang setiap musim selalu jadi langganan bertarung untuk lolos dari degradasi, menjadi juara Piala FA adalah hal yang teramat muluk. Apalagi rekor Wigan atas City tidaklah bagus.
City memenangi tujuh pertandingan terakhirnya di Premier League melawan tim asuhan Roberto Martinez itu. Wigan bahkan tidak mencetak satu gol pun setiap kali kalah melawan City. Gol terakhir yang mereka buat ke gawang City adalah saat 1-1 di kandang sendiri pada Oktober 2009, di liga. Kemenangan terakhir Wigan atas City adalah pada September 2008 dengan skor 2-1.
Namun, gol Watson malam itu mengakhiri semua rekor buruk tersebut. Biarpun harus menanti selama 675 menit (11 jam 15 menit), Wigan akhirnya bisa menjebol gawang City lagi dan mereka memperoleh piala besar pertamanya.
Sementara bagi City, kekalahan itu terasa menyakitkan. Ketika mereka diunggulkan untuk menang dan menyelamatkan musim dengan raihan satu trofi, kini mereka pulang dari London dengan tangan hampa.
Watson, si pencetak gol tunggal kemenangan Wigan, tidak percaya bisa memenangi trofi dari turnamen tertua di dunia itu. Ketika ditanya seorang reporter televisi seusai laga, "Apakah kamu bisa mempercayai ini semua?" gelandang berusia 27 tahun itu hanya menjawab singkat, "No.. Not really," sembari tersenyum.
No comments:
Post a Comment