Ternyata di Bandung ada Perang Tomat seperti di Spanyol


Kementerian Pariwisata RI berjanji mendukung penuh acara Perang Tomat di Kampung Cikareumbi, Desa Cikidang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Untuk perang tomat tahun depan, Kementerian Pariwisata kembali siap mendukung baik pendanaan maupun promosi.


 

"Komitmen Pak Menteri (Arief Yahya) sangat konsisten. Kita dukung secara spirit dan finansial," kata Kasubid Promosi Wisata Sejarah dan Religi Bidang Wisata Budaya Kementerian Pariwisata RI, Wawan Gunawan, di sela acara perang tomat, Rabu (4/11).

Ia menyebutkan, untuk 2016 mendatang Perang Tomat menjadi event tahunan Bidang Wisata Budaya Kementerian Pariwisata RI. Menurut dia sebuah event daerah semakin dilestarikan masyarakatnya akan semakin mendapat dukungan dari pemerintah pusat.

Namun ia tidak bersedia merinci besaran anggaran yang dikucurkan Kementerian Pariwisata untuk Perang Tomat. Namun yang jelas, sambung dia, biaya sarana dan prasarana seperti panggung, sound system, gamelan, penari, hingga spanduk dan umbul-umbul semua didukung pemerintah pusat.

"Kita bantu pembiayaan. Kita dengarkan aspirasi dan keperluan warga, misalnya perlu kaos, aksesoris, panggung dan lain-lain," ujarnya menegaskan.

Menurut dia, dengan dukungan pemerintah pusat masyarakat penyelenggara kegiatan akan mendapat dukungan baik spirit maupun pendanaan. Mereka jadi semangat menggelar perhelatan atau festival.

Bagi pemerintah pusat, dalam hal ini Pesona Indonesia yang merupakan branding wisata Kementerian Pariwisata juga memiliki kesempatan untuk melakukan promosi budaya nusantara.

Tim Pesona Indonesia, kata dia, turut merekam dan mendokumentasikan acara Perang Tomat. Dokumentasi tersebut akan dipromosikan sebagai tujuan wisata dalam skala lokal, nasional, regional hingga mancanegara.

"Jadi yang punya tradisi Perang Tomat itu bukan Spanyol saja, tapi di kita, sekampung ini (Cikareumbi) warganya Perang Tomat," katanya.

Efek dari acara tahunan yang digelar daerah atau kampung, kata dia, berpengaruh besar pada sektor lain. Misalnya produk pertanian menjadi makin terangkat, banyak wisatawan berkunjung, banyak warga jualan, tukang ojek laku, dan seterusnya.

"Ini akan multi-efek, terutama ekonomi. Ke depan diharapkan kunjungan wisatawan meningkat, hotel-hotel jadi penuh, para pedagang laku. Warga juga bisa saja menyediakan ruangan khusus menginap bagi para turis yang ingin menginap, kan nanti turis tersebut bayar ke warga," paparnya.

Namun, kata dia, Kementerian Pariwisata perlu mendapat dukungan terutama dari warga setempat dan kementerian lain. Misalnya partisipasi dan inisiatif warga meningkat, juga perlu ada sinergi dengan Kementerian PU untuk meningkatkan infrastruktur kampung seperti jalan dan penerangan, sinergi dengan Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan kebersihan sanitasi warga.

"Jadi setiap daerah harus belajar dari setiap perhelatan yang mereka gelar. Misalnya menyiapkan tim kurator dan tim kreatif. Penataan tata ruang kampung," katanya.

Kementerian Pariwisata, dia melanjutkan, juga siap meningkatkan event lokal sebagai destinasi wisata nasional, bahkan luar negeri. "Kita akan gandengkan dengan perusahaan travel. Makanya infrastruktur harus bagus, jadi perlu sinergi dengan kementerian lain juga," ujarnya.






sumber | republished by Halo Unik !


No comments:

Post a Comment



Back to Top

Artikel Terkait Lainnya

Back to Top