Punya Tangan Raksasa, Anak Ini Dibilang Hantu

icon18_edit_allbkg

kalll

Setiap orang memang punya keunikannya masing-masing. Meski demikian, tak jarang teman-temannya tidak bisa menerima perbedaan yang ada. Masih banyak ciber bullying dimana-mana. Sama seperti yang dirasakan seorang anak bernama Kaleem asal India ini.
 

Ia sungguh berbeda dengan anak lainnya hanya karena ia mengidap penyakit langka yang membuat tangannya tumbuh membesar seperti tangan raksasa. Karena ukurannya yang tidak wajar, teman-temannya menganggap ia aneh dan menjulukinya sebagai hantu dan takut padanya. Saat ingin sekolahpun, ia ditolak karena dianggap menakuti anak-anak lainnya.

Tangan Kaleem memiliki berat sebesar 8kg dan panjang 33cm. Kaleem pun mengungkapkan kesedihannya tentang penyakit yang dihadapinya,

“Saya merasa sulit menggerakkan tangan karena berat. Saya kesulitan untuk mengenakan pakaian, mengancingkan baju maupun menarik celana saya sendiri. Kondisi ini membuat saya sedih. Apalagi teman-teman menyebut saya sebagai hantu.”

kall-q

Ternyata, dalam istilah medis, kondisi yang di derita Kaleem disebut sebagai macropdactyly yaitu suatu keadaan yang membuat bagian tubuh seseorang tumbuh dengan sangat cepat dan membuatnya membesar.

Ayah Kaleem yang bekerja serabutan sebenarnya ingin mengoperasi anaknya. Namun, karena gajinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, jadi tidak bisa untuk membawa Kaleem ke rumah sakit untuk operasi.

Untungnya, saat ini Kaleem bisa melakukan operasi perintis untuk menormalkan ukuran tangannya. Sebelum operasi benar-benar di gelar beberapa waktu mendatang, tim medis akan selalu memantau kesehatan Kaleem agar terus fit untuk melakukan operasi karena operasi perintis ini memiliki pengaruh besar pada tubuh Kaleem dan membuatnya rentan terhadap masalah gizi buruk.

Sekarang, semua tim medis beserta keluarga memiliki harapan agar tangan Kaleem bisa normal kembali dan diterima di masyarakat terutama teman-temannya.



sumber | republished by Halo Unik !


No comments:

Post a Comment



backtotop