Dimata sang pencipta, manusia memiliki derajat yang sama. Yang membedakan hanyalah akhlak dan ilmunya, karena sesungguhnya orang yang paling tinggi derajatnya adalah orang yang berakhlak dan berilmu.
Tak jarang sering kita lihat banyak sekali manusia yang selalu bersikap tidak adil dengan membeda-bedakan manusia yang satu dengan yang lain. Mulai dari membedakan fisik, harta, jabatan, dll.
Namun, tak semua orang memiliki sifat serendah itu, masih ada orang-orang yang masih memiliki hati nurani dengan menganggap semua manusia sama tanpa membeda. Seperti halnya wanita cantik yang bijak ini.
Ada sebuah kisah yang dapat kita jadikan sebagai gambaran bahwa begitulah Allah memberikan gambaran kepada kita bahwa dalam menjalani hidup sangat dibutuhkan yang namanya hati yang bersih.
Bagaimana jadinya jika seorang wanita modern berparas ayu yang bekerja sebagai seorang pramugari berjumpa dengan seorang kakek tua yang berasal dari desa?
Pengalaman inilah yang dirasakan oleh pramugari cantik China Airlines terhadap salah seorang penumpangnya. Simak kisah ini, dan anda akan mendapatkan pelajaran tentang kehidupan yang tidak pernah anda temukan selama ini.
Sampai tepat tanggal 17 Juni lalu ia menjumpai sebuah pengalaman yang dapat mengubah pandangan nya akan hidup ini. Pengalaman tersebut bahkan bisa membuat perubahan dalam memandang hidup dan pekerjaan yang ia lakoni saat ini.
Satu hari ia mendapatkan jadwal penerbangan dari Shanghai menuju ke Peking. Pada hari itu penumpang sangatlah penuh. diantara begitu banyaknya penumpang, terlihat seorang kakek berusia sekitar 70 tahun tengah membawa karung lusuh di punggungnya.
Berbeda dengan penumpang lainnya, kakek itu berpakaian sangat sederhana. Bahkan bisa dibilang lusuh nyaris tak terawat hingga membuat penumpang lainnya memandang sebelah mata.
Ketika ia berdiri di pintu pesawat guna menyambut para penumpang. Dari pakaian yang dikenakan si kakek Ia meyakini bahwa kakek tersebut berasal dari desa. Dalam hati ia bergumam sungguh sekarang jaman sudah sangat maju, seseorang dari desa pun kini sudah bisa membeli tiket pesawat.
Ketika pesawat sudah mulai terbang, pramugari pesawat tersebut mulai menyajikan minum. Pada saat yang sama, pramugari tersebut melihat kembali ke arah kakek tua tersebut.
Kakek itu terlihat duduk dengan tegak dan kaku di tempat duduknya dengan memangku karung lusuh yang dibawanya. Pramugari itu pun mulai mendekati dan menanyakan kakek itu mau minum apa, dengan terkejut si kakek melambaikan tangan tanda menolak minuman dari pramugari itu.
Bahkan ketika sang pramugari hendak membantunya meletakan karung lusuhnya di bagasi tempat duduk pun ditolak olehnya.
Lantaran tak ingin memaksakan kehendak sang kakek, Akhirnya pramugari membiarkan kakek tersebut duduk dengan tenag bersama karung lusuhnya tersebut.
ketika tiba waktu pembagian makanan, ia masih melihat sang kakek duduk dengan kaku, ia pun lantas menghampiri kakek lusuh tersebut lalu menawarkan makanan untuknya. Namun, lagi-lagi kakek itu menolaknya.
Mendapati kejadian seperti ini pramugari itu langsung melapor ke atasanya. Dengan akrab kepala pramugari itu bertanya kepada si kakek.
“apakah anda sakit, dengan suara pelan kakek tua menjawab bahwa dirinya ingin ke toilet, tetapi ia takut bahwa dipesawat tidak diperbolehkan untuk bergerak bebas karena ia takut akan merusak barang yang ada di dalam pesawat.
Kepala pramugari kemudian menjelaskan kepada kakek itu bahwa dirinya boleh bergerak sesuka hatinya, setelah itu ia menyuruh salah seorang pramugara untuk mengantar si kakek ke toilet.
Ketika para pramugari menyajikan minuman untuk ke dua kalinya, pramugari tersebut melihat kakek tua itu melirikan matanya ke penumpang disebelahnya sambil menelan ludah. Mendapati hal itu tanpa menawarkan minuman yang ia bawa ke kakek itu, dengan sengaja pramugari tersebut meletakan minuman yang ia bawa di meja kakek itu.
spontan kakek itu berkata “tidak usah, tidak usah”, lalu pramugari tersebut mengatakan bahwa kakek sudah haus kemudian menyuruhnya untuk segera meminum minuman yang ia sajikan tersebut.
Dengan sabar pramugari tersebut menjelaskan kepadanya bahwa minuman itu adalah gratis dan ia tidak perlu membayarnya. Namun kakek itu tidak percaya.
Atas bujukan pramugari tersebut akhinya kakek tersebut percaya, lalu ia meminum minuman tersebut dengan tenang. Tak lama kemudian pramugari tersebut menawarkan makanan kepadanya, namun lagi lagi ia menolaknya.
Merasa sudah akrab, kakek itupun lalu bercerita. Ketika dirinya dalam perjalanan menuju ke bandara, ia merasa kehausan dan meminta minum kepada penjual makanan dipinggir jalan, namun ia justru diusir seperti pengemis.
Demi menghemat biaya perjalanan dari desa, kakek tua tersebut rela berjalan jauh dari desa dan baru naik mobil setelah dekat dengan bandara, karena pada saat itu uang yang dibawanya sangat sedikit.
Selama perjalanan ia bercerita bahwa ia mempunyai dua orang anak yang sangat baik, anak sulungnya sudah bekerja di kota dan si bungsu sedang kuliah ditingkat 3 di Peking.
Anak sulungnya yang bekerja dikota berinisiatif menjemput dirinya bersama istrinya untuk tinggal bersama dikota. Namun ia menolaknya dengan alasan tidak biasa tinggal dikota dan memilih tinggal di desa.
Dan kini kakek tersebut hendak menjenguk putra bungsunya di Peking. Anak sulungnya tidak tega membiarkan ayahnya naik mobil begitu jauh, sehingga ia berinisiatif membelikan tiket pesawat dan menawarkan menemani ayahnya pergi ke Peking.
Namun ajakan putranya itu juga ditolak olehnya lantaran dianggap terlalu boros. Iapun memutuskan untuk pergi sendiri, dan akhirnya dengan terpaksa disetujui dengan anaknya.
Saat dalam penerbangan menuju Peking pramugari itu terus menambah minuman untuknya, ia selalu membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus.
meskipun pramugari itu tahu sesungguhnya ia sudah sangat lapar, tetapi ia tetap tidak mau memakan makanan yang sudah disuguhkan untuknya.
Rupanya ketika melewati pemerikasaan dibandara kakek lusuh tersebut sudah disuruh untuk menitipkan barangnya tersebut dibagasi namun kakek tetap menolaknya dan tetap ingin membawanya sendiri.
Ia berkata jika karung yang berisi ubi tersebut disimpan di dalam bagasi maka ubi akan menjadi hancur dan anaknya tidak menyukai ubi yang sudah hancur.
Ketika pesawat hendak mendarat dengan suara pelan kakek itu menanyakan apakah ada kantong kecil, kakek itu meminta kepada pramugari untuk meletakkan makanannya di kantong tersebut.
Dia mengatakan bahwa dia belum pernah melihat makanan yang begitu enak seperti ini. Dia ingin membawa makanan tersebut untuk anaknya di Peking. Melihat tindakan si kakek pramugari itupun kaget dibuatnya.
Bagaimana mungkin makanan biasa-biasa saja yang setiap hari ia lihat dimata si kakek sangat berharga. Demi menyisihkan makanan untuk anaknya ia rela menahan lapar selama perjalanan.
Dengan penuh rasa haru pramugari ayu itu mengumpulkan semua makanan yang ada untuk diberikan kepadanya. Namun tak di sangka kakek itu menolak semua makanan yang diberikan kepadanya. Ia hanya menginginkan bagiannya saja dan tidak menginginkan makanan yang bukan miliknya.
Setelah makan itu diberikan, kemudian ia menganggap bahwa semuanya sudah berlalu. Pesawatpun akhirnya mendarat sampai tujuan. Semua penumpang turun dari pesawat terkecuali kakek itu, ia menjadi penumpang terkahir yang turun dari pesawat.
Pramugari itu kemudian membantu si kakek untuk keluar dari pintu pesawat. Tak dinyana, sebelum keluar dari pintu pesawat kakek itu melakukan sesuatu hal yang tidak bisa dilupakan oleh pramugari berhati lembut itu. Kakek itu berlutut menyembahnya dan mengucapkan bertubi-tubi terima kasih.
Kakek mengatakan bahwa para pramugari itu merupakan orang yang paling baik yang ia jumpai. “Pada hari ini kalian semua tidak menganggap hina terhadap saya, kalian melayani saya dengan begitu baik, saya tidak tahu bagaimana caranya mengucapkan terimakasih kepada kalian, semoga tuhan membalas semua kebaikan kalian” ucap kakek tersebut sambil menyembah dan menangis.
Dengan penuh rasa haru, sambil menitikan air mata pramugari berhati lembut itu bersama rekan-rekannya menuntun kakek tua tersebut dan menyuruh seorang anggota lapangan untuk membantu kakek keluar dari lapangan terbang.
Setiap kebaikan yang dilakukan seseorang pastilah kebaikan itu akan kembali kepadanya. Jika seseorang suka menolong pasti akan ditolong, jika seseorang suka memaafkan pasti akan dimaafkan.
Jika seseorang suka memudahkan urusan orang lain maka pada suatu waktu dia mendapat kesulitan pasti akan ada saja yang menolongnya, In sha Allah.
Menarik?? Share ke temanmu sekarang!!
sumber | republished by Halo Unik !
spontan kakek itu berkata “tidak usah, tidak usah”, lalu pramugari tersebut mengatakan bahwa kakek sudah haus kemudian menyuruhnya untuk segera meminum minuman yang ia sajikan tersebut.
Dengan sabar pramugari tersebut menjelaskan kepadanya bahwa minuman itu adalah gratis dan ia tidak perlu membayarnya. Namun kakek itu tidak percaya.
Atas bujukan pramugari tersebut akhinya kakek tersebut percaya, lalu ia meminum minuman tersebut dengan tenang. Tak lama kemudian pramugari tersebut menawarkan makanan kepadanya, namun lagi lagi ia menolaknya.
Demi menghemat biaya perjalanan dari desa, kakek tua tersebut rela berjalan jauh dari desa dan baru naik mobil setelah dekat dengan bandara, karena pada saat itu uang yang dibawanya sangat sedikit.
Selama perjalanan ia bercerita bahwa ia mempunyai dua orang anak yang sangat baik, anak sulungnya sudah bekerja di kota dan si bungsu sedang kuliah ditingkat 3 di Peking.
Anak sulungnya yang bekerja dikota berinisiatif menjemput dirinya bersama istrinya untuk tinggal bersama dikota. Namun ia menolaknya dengan alasan tidak biasa tinggal dikota dan memilih tinggal di desa.
Dan kini kakek tersebut hendak menjenguk putra bungsunya di Peking. Anak sulungnya tidak tega membiarkan ayahnya naik mobil begitu jauh, sehingga ia berinisiatif membelikan tiket pesawat dan menawarkan menemani ayahnya pergi ke Peking.
Namun ajakan putranya itu juga ditolak olehnya lantaran dianggap terlalu boros. Iapun memutuskan untuk pergi sendiri, dan akhirnya dengan terpaksa disetujui dengan anaknya.
Saat dalam penerbangan menuju Peking pramugari itu terus menambah minuman untuknya, ia selalu membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus.
meskipun pramugari itu tahu sesungguhnya ia sudah sangat lapar, tetapi ia tetap tidak mau memakan makanan yang sudah disuguhkan untuknya.
Rupanya ketika melewati pemerikasaan dibandara kakek lusuh tersebut sudah disuruh untuk menitipkan barangnya tersebut dibagasi namun kakek tetap menolaknya dan tetap ingin membawanya sendiri.
Ia berkata jika karung yang berisi ubi tersebut disimpan di dalam bagasi maka ubi akan menjadi hancur dan anaknya tidak menyukai ubi yang sudah hancur.
Ketika pesawat hendak mendarat dengan suara pelan kakek itu menanyakan apakah ada kantong kecil, kakek itu meminta kepada pramugari untuk meletakkan makanannya di kantong tersebut.
Dia mengatakan bahwa dia belum pernah melihat makanan yang begitu enak seperti ini. Dia ingin membawa makanan tersebut untuk anaknya di Peking. Melihat tindakan si kakek pramugari itupun kaget dibuatnya.
Bagaimana mungkin makanan biasa-biasa saja yang setiap hari ia lihat dimata si kakek sangat berharga. Demi menyisihkan makanan untuk anaknya ia rela menahan lapar selama perjalanan.
Dengan penuh rasa haru pramugari ayu itu mengumpulkan semua makanan yang ada untuk diberikan kepadanya. Namun tak di sangka kakek itu menolak semua makanan yang diberikan kepadanya. Ia hanya menginginkan bagiannya saja dan tidak menginginkan makanan yang bukan miliknya.
Setelah makan itu diberikan, kemudian ia menganggap bahwa semuanya sudah berlalu. Pesawatpun akhirnya mendarat sampai tujuan. Semua penumpang turun dari pesawat terkecuali kakek itu, ia menjadi penumpang terkahir yang turun dari pesawat.
Pramugari itu kemudian membantu si kakek untuk keluar dari pintu pesawat. Tak dinyana, sebelum keluar dari pintu pesawat kakek itu melakukan sesuatu hal yang tidak bisa dilupakan oleh pramugari berhati lembut itu. Kakek itu berlutut menyembahnya dan mengucapkan bertubi-tubi terima kasih.
Kakek mengatakan bahwa para pramugari itu merupakan orang yang paling baik yang ia jumpai. “Pada hari ini kalian semua tidak menganggap hina terhadap saya, kalian melayani saya dengan begitu baik, saya tidak tahu bagaimana caranya mengucapkan terimakasih kepada kalian, semoga tuhan membalas semua kebaikan kalian” ucap kakek tersebut sambil menyembah dan menangis.
Dengan penuh rasa haru, sambil menitikan air mata pramugari berhati lembut itu bersama rekan-rekannya menuntun kakek tua tersebut dan menyuruh seorang anggota lapangan untuk membantu kakek keluar dari lapangan terbang.
Setiap kebaikan yang dilakukan seseorang pastilah kebaikan itu akan kembali kepadanya. Jika seseorang suka menolong pasti akan ditolong, jika seseorang suka memaafkan pasti akan dimaafkan.
Jika seseorang suka memudahkan urusan orang lain maka pada suatu waktu dia mendapat kesulitan pasti akan ada saja yang menolongnya, In sha Allah.
Menarik?? Share ke temanmu sekarang!!
sumber | republished by Halo Unik !
No comments:
Post a Comment