Awalnya cuma pertengkaran biasa, kabarnya gara-gara memperebutkan
seorang pemuda. Namun ribut-ribut antara dua gadis muda ini berkembang
menjadi tawuran yang melibatkan ratusan remaja putri. Polisi sampai
harus menutup jalan karenanya.
Dilansir DailyMail (7/10), kawasan sekitar stasiun Walthamstow Central dan Hoe Street, London, Inggris rusuh karena tawuran pelajar yang melibatkan sekitar 200 remaja. Dua remaja dari sekolah yang bermusuhan, Sir George Monoux 6th Form College dan Leyton Sixth Form College adu mulut di luar stasiun pada pukul 5 sore.
Pertengkaran ini segera berkembang menjadi besar dengan keterlibatan teman-teman dari kedua belah pihak. Ujung-ujungnya adalah kericuhan di sepanjang jalan yang membuat para pejalan kaki dan pengguna jalan raya resah.
Sekitar 100 personel dari The Metropolitan Police diturunkan untuk menangani keributan ini. Mereka harus menutup seluruh ruas jalan Hoe Street untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Kericuhan itu baru berhasil diredam pada pukul 9 malam. Polisi memeriksa 3 orang remaja yang dianggap sebagai pemicu kerusuhan.
Dalam waktu beberapa jam, sejumlah video amatir seputar kejadian yang diabadikan oleh warga beredar di jejaring sosial. Video-video tersebut menunjukkan sekelompok remaja puteri baku hantam. Beberapa di antaranya membawa tongkat baseball sebagai senjata. Sementara yang lain memukuli lawannya dengan tiang.
Kevin Watson, kepala sekolah Leyton Sixth Form College mengaku memberikan dukungan penuh bagi proses penyidikan yang tengah berlangsung.
"Sekolah bekerja sama sepenuhnya dengan polisi menyusul gangguan semalam. Jelas, kami menanggapi insiden tersebut dengan serius dan akan merespon dengan semestinya jika dan ketika informasi lebih lanjut sudah tersedia."
Paolo Ramella dari Sir George Monoux memberikan tanggapan yang serupa. "Sekolah saat ini sedang menyelidiki dan bekerja sama dengan polisi setempat untuk mengetahui jika ada siswa kami yang terlibat. Sir George Monoux College memiliki toleransi nol untuk perilaku yang tidak dapat diterima, entah itu di dalam atau di luar sekolah. Jika ada siswa kami yang diketahui terlibat dalam cara apapun, mereka akan menghadapi konsekuensi serius."
Dilansir DailyMail (7/10), kawasan sekitar stasiun Walthamstow Central dan Hoe Street, London, Inggris rusuh karena tawuran pelajar yang melibatkan sekitar 200 remaja. Dua remaja dari sekolah yang bermusuhan, Sir George Monoux 6th Form College dan Leyton Sixth Form College adu mulut di luar stasiun pada pukul 5 sore.
Pertengkaran ini segera berkembang menjadi besar dengan keterlibatan teman-teman dari kedua belah pihak. Ujung-ujungnya adalah kericuhan di sepanjang jalan yang membuat para pejalan kaki dan pengguna jalan raya resah.
Sekitar 100 personel dari The Metropolitan Police diturunkan untuk menangani keributan ini. Mereka harus menutup seluruh ruas jalan Hoe Street untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Kericuhan itu baru berhasil diredam pada pukul 9 malam. Polisi memeriksa 3 orang remaja yang dianggap sebagai pemicu kerusuhan.
Dalam waktu beberapa jam, sejumlah video amatir seputar kejadian yang diabadikan oleh warga beredar di jejaring sosial. Video-video tersebut menunjukkan sekelompok remaja puteri baku hantam. Beberapa di antaranya membawa tongkat baseball sebagai senjata. Sementara yang lain memukuli lawannya dengan tiang.
Kevin Watson, kepala sekolah Leyton Sixth Form College mengaku memberikan dukungan penuh bagi proses penyidikan yang tengah berlangsung.
"Sekolah bekerja sama sepenuhnya dengan polisi menyusul gangguan semalam. Jelas, kami menanggapi insiden tersebut dengan serius dan akan merespon dengan semestinya jika dan ketika informasi lebih lanjut sudah tersedia."
Paolo Ramella dari Sir George Monoux memberikan tanggapan yang serupa. "Sekolah saat ini sedang menyelidiki dan bekerja sama dengan polisi setempat untuk mengetahui jika ada siswa kami yang terlibat. Sir George Monoux College memiliki toleransi nol untuk perilaku yang tidak dapat diterima, entah itu di dalam atau di luar sekolah. Jika ada siswa kami yang diketahui terlibat dalam cara apapun, mereka akan menghadapi konsekuensi serius."
No comments:
Post a Comment