"Pengajian kan bisa di Istiqlal atau di mana. Tidak usah pakai Monas. Apakah Tuhan enggak dengar kalau enggak di Monas?" kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (16/10/2015), seperti dilansir Tribunnews.
Habib Nabil Almusawa selaku pimpinan Majelis Rasulullah akhirnya mengalah dan memutuskan untuk memindah acara DZIKIR & TABLIGH AKBAR ke Masjid Istiqlal.
"Kita sdh berusaha tp ALLAAH yg menentukan, semoga pd kesempatan yg akan dtg gubernurnya sdh ganti hingga Acr bs kembali ke Monas Aamiin," ujar Habib Nabil melalui akun twitternya @nabiel_almusawa tadi malam, Rabu (21/10/2015).
Berikut pernyataan lengkap Habib Nabil Almusawa:
1) Anak2 ku jmh Majelis RasuluLLAAH SAW & pencinta Sayyidina Muhammad SAW..
2) Acr Zikir Nasional Majelis RasuluLLAAH 9 Nop pindah ke Istiqlal, km mhn maaf pd pr jmh wanita yg sdg haidh terpaksa tdk bs masuk
3) Kami sdh berusaha agar bs di Monas tp suasana tdk mengizinkan, jd kita terpaksa pindah ke Istiqlal
4) Pr jmh wanita yg tdk haidh bs ikut ke dalam mesjid, adapun yg sdg haidh mhn diluar mesjid, mhn maaf atas ketidaknyamanan ini
5) Kita sdh berusaha tp ALLAAH yg menentukan, semoga pd kesempatan yg akan dtg gubernurnya sdh ganti hingga Acr bs kembali ke Monas Aamiin.
Mari kita bantu Amin-kan doa ini. Semoga Allah SWT Penguasa 'Arsy memberikan DKI Jakarta dengan pemimpin yang sholih, dicintai dan mencintai rakyatnya. Menjadi ibukota negara tercinta Indonesia yang penuh berkah. Amin.
sumber - republished by Halo Unik !
Ahok Larang Pengajian Majelis Rasulullah di Monas Tapi Ijinkan Perayaan Paskah
Majelis Rasulullah pimpinan Habib Nabil Almusawa akan menggelar DZIKIR & TABLIGH AKBAR pada 9 November 2015 mendatang yang direncanakan di Monas Jakarta, namun tak diberi izin oleh Gubernur DKI.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tak memberi izin pengajian di Monas dengan dalih menjaga kesterilan kawasan Monas dari pedagang kaki lima (PKL). Ahok juga menyatakan pengajian bisa digelar di Masjid Istiqlal.
"Pengajian kan bisa di Istiqlal atau di mana. Tidak usah pakai Monas. Apakah Tuhan enggak dengar kalau enggak di Monas?" kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (16/10/2015), seperti dilansir Tribunnews.
Ahok sendiri keberatan bila kebijakannnya itu kemudian dikait-kaitkan dengan unsur SARA. Ia menegaskan peraturan tersebut berlaku umum untuk semua kegiatan, termasuk kegiatan keagamaan agama lain selain Islam.
"Kalau sekarang Majelis Rasulullah kita kasih, majelis-majelis yang lain pada minta juga enggak? Minta. Yang Kristen, Buddha minta enggak? Ya balik lagi kejadian gitu (PKL). Ya sudah lebih baik tidak usah semua," tutur mantan Bupati Belitung Timur itu.
Namun, seperti bisa ditelusuri dengan mudah, pada April 2015 yang lalu, Monas dipakai untuk Perayaan Paskah.
Berikut salah satu arsip beritanya:
Perayaan Paskah, Ribuan Jemaat Penuhi Lapangan Monas
Jakarta - Ribuan jemaat dari berbagai gereja di wilayah DKI Jakarta memenuhi lapangan Monas sejak pukul 04.30 WIB untuk memperingati 'Perayaan Paskah Bersama Nasional' bersama Pendeta Gilbert Lumoindong, Minggu (5/4) pagi. Sebagian besar dari mereka datang berkelompok dengan keluarga untuk mengikuti perayaan ini.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Badan Musyawarah Antar Gereja Nasional (Bamagnas) Hence Bulu menjelaskan, perayaan paskah bersama secara nasional ini merupakan yang pertama kali diadakan Bamagnas. "Baru diadakan tahun ini dan rencananya akan diadakan rutin tiap tahun," ujar Hence, Minggu (5/4).
Sumber: http://www.beritasatu.com/nasional/262880-perayaan-paskah-ribuan-jemaat-penuhi-lapangan-monas.html
Pengajian dilarang, Perayaan Paskah diijinkan... Indahnya toleransi
No comments:
Post a Comment