Dalam waktu dekat ini pemerintah Kota Bandung berencana akan mengekspor sampah ke Jepang. Namun bukan sampah sisa industri atau sampah rumah tangga melainkan sampah organik sisa-sisa pohon yang banyak tumbuh di Kota Bandung.
Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil saat ditemui di Bandung, mengatakan pihaknya telah menjalin kerjasama dengan Jepang untuk mengekspor ranting dan daun.
"Kita akan segera menandatangani MOU dengan Jepang, mereka akan membeli sampah daun dan ranting pohon Kota Bandung," katanya.
Namun Emil sapaan akrab Ridwan Kamil mengaku dirinya belum mengetahui secara rinci sampah tersebut akan dijadikan seperti apa. Akan tetapi kerjasama ini dapat mengurangi jumlah sampah organik yang berada di Kota Kembang.
"Saya belum tahu, yang jelas sampah-sampah pohon sudah ada pasarnya di Jepang. Harga per kilonya sudah ada," akunya.
Sementara itu Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan (Diskamtam) Kota Bandung, Arief Prasteya menambahkan untuk merealisasikan ekspor sampah organik ke Jepang, pihaknya harus mengolah sampah-sampah tersebut menjadi briket.
"Kita harus beli dulu mesin untuk pencacah daun dan ranting, kalau sudah jadi briket baru bisa dijual," ucapnya.
Untuk itu pihaknya akan bekerja sama dengan United Cities and Local Governments Asia-Pacific (UCLG-ASPAC) untuk membel mesin pengolahan sampah daun dan ranting.
"Urusan penjualan nanti diurus oleh UCLG-ASPAC dan Jepang. Kita (Pemkot Bandung) belum pernah jual, mau terima berapa kita belum tahu," ucapnya.
UCLG ASPAC adalah sebuah organisasi internasional yang beranggotakan pemerintah kota, pemerintah daerah, dan asosiasi pemerintah daerah di kawasan Asia Pasifik. Salah satu pemberi dana Project Partnership for Democratic Local Governance in Southeast-Asia (Delgosea) adalah Uni Eropa. (eh)
No comments:
Post a Comment