Spoiler for :
31. Berpikir bahwa kota yang bersih adalah kebutuhan dasar manusia.

Spoiler for :
32. Berpikir kalau setiap sudut tempat umum harus mempunyai vending machine.

Spoiler for :
33. Melupakan paham "barang murah semuanya jelek". Karena toko 100 yen (sekitar 10.000an) memang sangat murah tapi sangat bagus!

Spoiler for :
34.
Percaya kalau semua sale dan diskon di suatu toko itu benar-benar sale
dan diskon. Saya rasa, di Indonesia masih ada yang menaikkan dulu harga
dasar barangnya.

Spoiler for :
35.
Bersiaplah untuk terkejut ketika ada berita tentang kecelakaan. Di
Jepang, sangat sedikit kecelakaan yang terjadi karena memang tingkat
disiplin orang Jepang di Jalan sangatlah tinggi.

Spoiler for :
36. Berpikir kalau membuat kesalahan itu adalah hal yang aneh.

Spoiler for :
37. Berpikir kalau semua makanan itu aman dan bersih.

Spoiler for :
38. Terbiasa dengan menunggu transportasi publik sesuai jadwal. Waktu keterlambatan kereta api di Jepang cuma 0,19 detik!

Spoiler for :
39. Merasa normal bertemu dengan orang tua dengan semangat yang tinggi.

Spoiler for :
40. Percaya kalau iklan itu benar.

Spoiler for :
41. Walaupun tidak ada yang melihat, tetap mengangguk ketika sedang berbicara di telepon.

Biasanya orang Jepang mengangguk dan mengatakan "Hai, Hai..." di telepon.
Biasanya orang Jepang mengangguk dan mengatakan "Hai, Hai..." di telepon.
Spoiler for :
42. Keluar dari kereta secara otomatis untuk memberi jalan kepada orang di belakang ketika kereta nya terlalu penuh.

Spoiler for :
43. Menekan tombol lantai kemudian menahan tombol buka secara alami untuk pengunjung lain di dalam lift.

Spoiler for :
44. Tidak pernah membunyikan klakson ketika menyetir. Tidak pernah membunyikan bel ketika naik sepeda.

Spoiler for :
45. Berbicara "Japanglish" ketika berbicara "English".
Spoiler for :
46.
Tidak perlu khawatir walaupun resleting tasmu terbuka. Bahkan ketika
meninggalkannya di kursi ketika pergi untuk memesan kopi starbucks.

Spoiler for :
47.
Berdiri di sebelah kiri eskalator, memberikan jalan untuk orang lewat
di sebelah kanan (untuk Osaka, ada di sisi sebaliknya).

Spoiler for :
48. Menyimpan sampah di dalam tas dan membuangnya di rumah.

Spoiler for :
49. Selalu membawa sapu tangan dan asbak portable.

Spoiler for :
50. Menunggu sampai lampu lalu lintas bewarna hijau meskipun tidak ada mobil yang lewat di jalan.

Spoiler for :
51. Antri untuk semua hal.

Spoiler for :
52. Merasa wajar ketika menerima bungkukan badan di tempat pelayanan umum.

Spoiler for :
53. Meletakkan handphone dan dompet di saku belakang, setengahnya dibiarkan terlihat oleh mata orang.

Kalau di Indonesia, sepertinya sudah hilang begitu saja diambil copet.
Kalau di Indonesia, sepertinya sudah hilang begitu saja diambil copet.
Spoiler for :
54. Duduk di taman dengan bebas. Di Jepang banyak sekali taman yang tersebar.

Spoiler for :
55. Membersihkan sepatu sekali dalam setahun. Kok bisa?

Lihat, bersih sekali kan jalanannya? Tidak perlu lagi repot-repot membersihkan sepatu saking bersihnya jalanan di Jepang.
Lihat, bersih sekali kan jalanannya? Tidak perlu lagi repot-repot membersihkan sepatu saking bersihnya jalanan di Jepang.
Spoiler for :
56. Tidak pernah mengecek apakah ada tissue toilet di dalam toilet karena hampir semuanya adalah toilet elektronik.

Spoiler for :
57. Jangan merokok di jalanan. Carilah smoking area.

Spoiler for :
58. Tidak perlu mencuci sayuran dengan benar. Bahkan terkadang memasaknya langsung tanpa mencucinya.

Spoiler for :
59. Tidak panik ketika gempa terjadi.

Spoiler for :
60. Naik kereta api, pergi bekerja, membayar tagihan, semuanya tepat waktu.

Semua kebiasaan ini dapat terjadi karena tingkat sosial masyarakat Jepang yang tertata dengan sangat baik, contohnya, tingkat kriminalitas yang rendah.
sumber | digali.blogspot.com
No comments:
Post a Comment