TRAUMA Diperkosa, Mahasiswi Ini Gotong Matras ke Mana-mana

icon18_edit_allbkg

Quote:.com/blogger_img_proxy/
Emma Sulkowicz, mahasiswa seni rupa di Universitas Columbia, menggotong matrasnya sebagai bentuk protes dari kurangnya respon pihak kampus setelah ia melaporkan pemerkosaan yang menimpanya, Jumat 5 September 2014, di New York City. Sulkowicz mengatakan akan terus menggotong matrasnya kemanapun sampai pihak universitas mengeluarkan si pemerkosa. Andrew Burton/Getty Images

Spoiler for protes:

Spoiler for protes:
.com/blogger_img_proxy/

Spoiler for protes:
.com/blogger_img_proxy/
Spoiler for protes:
.com/blogger_img_proxy/

Spoiler for protes:
.com/blogger_img_proxy/


sumber: TEMPO

kasian ya, diperkosa lalu protes karena tidak digubris protesnya, semoga keadilan besertanya


berita terkait:
Quote:Trauma Perkosaan, Wanita ini Bawa Matras Tidur ke mana-mana

Emma Sulkowicz melakukan tindakan yang aneh di mata warga lainnya. Mahasiswi Columbia University (New York, AS) ini membawa matras tidurnya ke mana pun dia pergi. Alasan perilaku aneh Emma dijelaskannya dalam tayang Youtube berjudul: Carry That Burden (Membawa Beban Itu)

Emma menjelaskan, tindakan tersebut dilakukan sebagai bentuk protes lantaran kasus pemerkosaan yang dialaminya tidak mendapatkan respon pihak kampus maupun kepolisian.

"Saya diperkosa di kamar tidur saya sendiri. Sejak itu, ruangan itu telah menimbulkan ketakutan padaku," terang Emma kepada Columbia Daily Spectator.

Dia menjelaskan, tindak kekerasan seksual yang dialaminya telah menyisakan trauma yang mendalam. Tanggapan minim dari pihak-pihak yang seharusnya memberi bantuan mengakibatkan trauma tersebut menjadi beban yang terus menyertainya ke mana-mana.

Dari kasus yang terjadi pada April lalu, Emma juga menyimpulkan bahwa perkosaan dapat terjadi di mana-mana, bahkan di ruang paling privat sekalipun. Karena itu, menurutnya tak ada lagi tempat yang aman untuk beristirahat. Membawa matras merupakan tindakan simbolis yang dipilih untuk menunjukkan protes atas hilangnya jaminan keamanan untuk beristirahat di ruang pribadi.

Alasan lainnya, dia ingin menghadirkan tindakan yang kerap terjadi di tempat-tempat tertutup, termasuk ruang pribadi, ke hadapan publik atau ke tempat-tempat yang bisa dilihat oleh warga lainnya.

Perilaku aneh yang didokumentasikan ini juga dijadikan Emma sebagai karya visual arts dalam perkuliahan yang dijalaninya.


No comments:

Post a Comment



backtotop