Ini kisah tentang suami istri yang menjadi pemulung di Jakarta Selatan; Yati dan Maman. Pendapatan mereka jika digabung hanya sekitar Rp 25 ribu per hari. Tapi karena tekadnya untuk bisa membeli kambing sebagai hewan kurban, mereka bisa membeli dua ekor kambing. Masing-masing berharga Rp 1 juta dan Rp 2 juta.
Saat mereka menyerahkan hewan kurban ke pengurus Masjid Raya Al Ittihad, Tebet Barat, Jakarta Selatan, suasana haru langsung menyelimuti masjid. Pengurus masjid sempat tidak tega menerima hewan itu. Sebab Mak Yati, begitu dia biasa dipanggil, belum masuk hitungan wajib berkurban.
"Pada bilang apa tidak sayang, mending uangnya untuk yang lain. Tapi saya pikir sekali seumur hidup masa tidak pernah kurban. Malu cuma nunggu daging kurban," kata Mak Yati. Peristiwa yang mengharukan itu terjadi setahun lalu. Dream.co.id kembali menyajikan cerita ini menjelang Bulan Dzulhijjah untuk memberi semangat bagi umat muslim bersiap diri menyisihkan rejeki menjalankan kewajiban berkurban.
No comments:
Post a Comment