Kawasan Monas tak pernah sunyi. Mulai dari warga Jakarta yang hendak piknik bersama keluarga atau pendatang yang sekedar ingin berfoto dengan latar ikon Kota Jakarta itu.
Selain warga, Monas juga tak pernah sepi dari ratusan orang yang mencoba peruntungan ekonominya. Mulai dari berdagang baju dan souvenir, tukang foto instan hingga manusia patung.
Namun, tak hanya itu, Monas juga kini punya pocong yang doyan foto. Yak, terinspirasi dari 'manusia patung' yang meniru pejuang atau none-none Belanda, Rio (30) mengubah wujudnya jadi salah satu tokoh hantu paling populer di Indonesia. Pocong
"Yang paling terkenal kan Suzana sama Pocong. Ya saya pilih Pocong saja," kata Rio saat berbincang dengan detikcom di area acara Abang None Jakarta 2014.
Lelaki yang sudah 4 tahun menjadi 'Pocong Monas' ini sibuk melayani permintaan foto beberapa pengunjung Monas. Rio hanya bermodal kain putih yang diberikan bantuan resleting di bagian leher untuk memudahkannya bergerak.
Untuk menyerupai pocong, ia menyapu cat wajah berwarna putih dan warna hitam di bagian mata. Untuk memberi efek seram, ia membubuhkan warna merah di bagian pipi dan dagunya.
Di siang hari, ia menjadi Sopir kontainer. Namun, jika hari sudah malam, ia dan seorang temannya berubah menjadi pocong dan sibuk melayani foto para pengunjung Monas.
Ia mengaku tak tiap hari beredar di Monas, namun jika ada perhelatan besar seperti perayaan ulangtahun Jakarta dan malam pemilihan Abang None. Dalam sehari, ia bisa mengumpulkan uang hingga Rp 400 ribu.
"Kalau acara ramai bisa Rp 400 ribu," ujarnya.
Tak hanya berfoto, Rido terkadang menjadi 'satpol PP' yang menjaga orang yang berp*car*n di taman-taman Monas. Tak jarang ia menghampiri 2 sej*li yang dinilainya berp*car*n secara berlebihan. Usahanya tak pernah gagal. Puluhan sej*li yang ditakutinya tak jadi berbuat m*ksi*t dan lari tunggang langgang.
"Ini kan tempat umum. Kalau saya dapati, pasti saya takut-takuti dan langsung lari," ujarnya sambil tertawa.
Ia berharap kawasan Monas bisa benar-benar bersih dari praktek 'pac*ran gelap-gelapan'. Menurutnya, dari 2 sejoli gelap-gelapan itulah bukan tak mungkin menjadi penyebab kasus pel*c*han s*ks*al atau yang dilaporkan sebagai kasus pem*rk*s*an.
Menurutnya, Monas yang menjadi ikon Jakarta bahkan Indonesia seharusnya bisa benar-benar menjadi lokasi wisata tanpa ada kasus pem*rk*sa*n
No comments:
Post a Comment