
Pulau Chuuk disebut juga sebagai kuburan terbesar kapal di dunia, yang merupakan sebuah peninggalan dari perang dunia ke-2. Sisa-sisa berbagai macam bentuk bangkai kapal dan ditambah pesawat di jaman perang dunia ini telah menjadi tujuan wisata bagi penggemar diving yang ingin melakukan perjalanan panjang untuk berenang di antara bangkai kapal yang menakutkan dan konon sangat berhantu.
Kisah pulau sederhana ini bermula saat Perang Dunia II, dimana Pulau Chuuk menjadi basis utama dari pangkalan militer Jepang di Pasifik Selatan untuk operasi melawan pasukan sekutu. Pangkalan ini juga dianggap sebagai sebuah basis militer yang paling tangguh dan kuat dari semua pangkalan atau benteng Jepang di Pasifik.
Namun pada Februari 1944, pangkalan militer Chuuk hancur dalam salah satu serangan yang dilakukan oleh angkatan laut dari pihak sekutu. Sebuah operasi yang dinamakan dengan "Operasi Hujan Batu Es" ini berlangsung tiga hari, dimana tercatat ada 12 kapal perang Jepang dan 32 kapal dagang yang hancur tenggelam, serta menghancurkan 275 pesawat terbang. Hal ini yang membuat Pulau Chuuk disebut sebagai kuburan terbesar kapal di dunia.
Berada di tengah-tengah situs perkuburan bagi bangkai kapal-kapal yang luar biasa ini seperti melihat sebuah museum bawah air dengan ratusan sisa-sisa bangkai kapal dan pesawat yang hancur berhamburan di dasar laut.
Banyak kecelakaan atau insiden-insiden yang dilaporkan telah terjadi di Pulau dengan perairan jernih yang kurang dari 15 meter di bawah permukaan laut ini. Sebuah insiden yang terjadi pada beberapa penyelam yang sedang menjelajahi bangkai kapal dan pesawat di dasar laut, dimana hal itu dikarenakan mereka seringkali melanggar peraturan yang sudah ditetapkan seperti kemungkinan memegang sisa-sisa bom tangan, ranjau dan senjata yang masih aktif.
Bagi sebagian masyarakat setempat, beberapa insiden atau kecelakaan itu dipercaya memiliki kaitan dengan aktivitas dunia lain. Mereka percaya bahwa roh-roh yang berada di daerah tersebut merasa terganggu dan marah karena aktivitas dari beberapa penyelam yang tidak mau patuh pada peraturan yang telah ditetapkan, serta kurangnya kesadaran untuk menghargai nilai sejarah dari tempat itu.
Meskipun banyak insiden yang terjadi, namun Pulau Chuuk masih tetap menjadi daya tarik wisata laut yang menarik, khususnya bagi para penyelam. Selain dapat menikmati sensasi wahana bawah lautnya, kita juga dapat merasakan sensasi akan suasana mistis yang dapat membuat bulu kuduk berdiri khususnya di malam hari.
Beberapa penampakan dan suara-suara aneh seringkali dirasakan oleh para pengunjung, seperti penampakan hantu yang sering muncul dari balik sisa-sisa bangkai kapal dan pesawat, suara tembakan, suara pesawat terbang yang tiba-tiba melintas dan hilang, sinar api atau cahaya di laut, hingga penampakan pasukan-pasukan misterius seperti jalan berbarispun dapat dirasakan.
Sampai saat ini, kehidupan di Pulau Chuuk masih tetap kuat tertanam pada keaslian nilai-nilai budaya lokal dengan mata pencaharian sebagai nelayan dan pertanian yang menjadi mata pencaharian mayoritas penduduk Pulau sederhana ini. Sementara dalam bidang pariwisata, Pulau Chuuk telah memberikan kontribusi yang sangat penting terhadap pertumbuhan ekonomi mereka, meskipun infrastruktur dan layanan lainnya masih sangat terbelakang dan terbatas. Terima Kasih...