Sebelum meledak dan karam, Lim mengambil jaket pelampung dan melompat ke laut. Dua jam di laut, ia menemukan rakit kayu beserta beberapa kaleng biskuit, 40 liter air, cokelat, sekantung gula, petasan suar, tempat rokok dan senter listrik.
Persediaan semakin menipis, Lim bertahan hidup dengan
menampung air hujan. Ia membuat pisau dari kaleng dan menganyam tali untuk kail
yang dibuat dari paku rakitnya. Ia juga meminum darah dari burung dan hati ikan
hiu.
Lihat Juga : Kisah Lima 'Rambo' di dunia nyata
Lihat Juga : Kisah Lima 'Rambo' di dunia nyata
Sebenarnya ada dua kesempatan ia bisa diselamatkan. Pertama ketika sebuah kapal
barang melintas, tetapi mereka tidak mempedulikannya karena ia berasal dari ras
lain. Kedua pesawat patroli Amerika. Pesawat itu menjatuhkan pelampung tetapi
karena badai besar ia urung mendapatkan penyelamatan.
Lim juga pernah terlihat oleh seorang awak U-boat yang ketika itu latihan
menembak burung camar.
5 April 1943, rakit Lim mendekati daratan dan tiga nelayan Brasil
menyelamatkannya. Lim bertahan selama 133 hari di lautan. Ia dirawat di rumah
sakit sebelum kembali ke Inggris.
Lihat Juga : Tanaman Penolak Ilmu Santet
Lihat Juga : Tanaman Penolak Ilmu Santet
Ketika diberitahu bahwa tidak ada orang yang bisa selamat bertahan dalam waktu
selama itu di laut, Lim menjawab, "Saya berharap tidak ada yang akan
pernah memecahkan rekor itu."
Raja George VI memberikan medali Kekaisaran Inggris. Royal
Navy memasukkan kisahnya pada buku manual teknik bertahan hidup. Setelah perang
usai, Lim memutuskan pindah ke Amerika dan meninggal tanggal 4 Januari 1991 di
usia 72 tahun.
Kisah Poon Lim menjadi kisah nyata bagaimana manusia bisa bertahan hidup di keganasan samudera, versi nyata dari film "Life of Pi"
Lihat Juga : Cari Jodoh Sambil TUTUPI WAJAH menggunakan Paper Bag Lagi Nge-Tren nih Bro....!!
sumber | digali.blogspot.com