Cuma Demi Jokowi, RRI Lakukan Pembohongan Publik

icon18_edit_allbkg



rri+copy


Quick Count hasil pilpres 2014 dari lembaga survei RRI terus mendapat sorotan masyarakat, pasalnya salah satu badan usaha yang dibiayai APBN ini dianggap telah berpihak ke salah satu calon presiden, bahkan yang lebih parah RRI tidak menggunakan metode hitung cepat tetapi survei exit poll.

Hasil quick count RRI ditayangkan di stasiun televisi milik TVRI dan laman utama portal berita Detikcom. Sebagaimana masyarakat umumnya yang tidak lagi mempertanyakan soal keabsahan metode dan hasil cuick count, begitu juga pandangan awam terhadap hasil quick count RRI yang ditayangkan di TVRI dan Detikcom itu.

Metode quick count, melainkan survei dengan metode Exit Poll. Ada perbedaan signifikan pada metode quick count dan exit poll. Quick count merupakan hitung cepat pada seluruh hasil hitungan suara di sejumlah TPS yang dijadikan sampel, sedangkan Exit poll merupakan survei pada sejumlah orang yang diwawancara (bukan seluruh peserta pencoblosan di sebuah TPS) setelah keluar dari sejumlah TPS yang dijadikan sampel. Dengan kata lain, Exit Poll tak lebih dari sebuah survei, bukan hitung cepat.

Namun anehnya pihak Radio pemerintah ini hanya karena ingin memenangkan Jokowi-JK sanggup mengklaim exit poll yang dilakukan pihaknya sebagai hasil hitung cepat.

sumber | digali.blogspot.com


RRI Telah Lakukan Pembohongan Publik, Dapat Dana Tak Jelas Dan Publikasikan Qiuck Count Tetapi Ternyata Exit Poll



.com/blogger_img_proxy/

Kubu Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa menuding bahwa lembaga penyiaran Radio Republik Indonesia (RRI) melakukan pembohongan publik atas keputusannya memenangkan hasil quick count yang ternyata adalah hasil exit poll. Karena quick count dan exit poll berbeda dan memakai dua metode yang berbeda pula sehingga tingkat akurasinya juga berbeda.

“Bila bilangnya Quick count ternyata Exit Poll, itu menipu rakyat itu belum jelas ambilnya dimana, coba tanya ahli stastitik, Exit Poll tidak bisa dianggap kebenaran murni,” tutur Fadli Zon usai Konferensi Pers di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Selasa (15/07/2014).

Menurutnya, atas kondisi tersebut maka RRI harus bertanggung jawab kepada semua pihak khususnya kepada DPR selaku mitra kerjanya.

“RRI lembaga pemerintah kalau bermasalah harus dipanggil komisi 1 DPR, lalu tanyakan apakah ada tupoksi dan pagu anggaran untuk melaksanakan quick count RRI, ada ga dananya? Kalau berasal dari sumbangan dananya juga harus dilaporkan,” tandasnya.

Sebelumnya, dalam websitenya rri.co.id dituliskan RRI menyelenggarakan hitung cepat dengan melibatkan ribuan seluruh relawan di seluruh Indonesia dengan memakai metode Exit Pool.

Dimana setiap pemilih yang telah mencoblos di bilik suara akan ditanyakan secara langsung oleh Relawan hitung cepat RRI di seluruh nusantara dalam memilih presiden dan wakil presiden 2014.

Namun disisi lain dalam tulisan itu juga dijelaskan hasil quick count RRI menyatakan pasangan Jokowi-JK dengan presentase 52,58 persen sedangkan Prabowo-Hatta kalah dengan presentase 47,42 persen.
 





backtotop