Kalau di Indonesia 'serangan' sinar laser biasanya menyasar para pemain sepak bola di lapangan, orang-orang 'jahil' di Amerika justru banyak menarget pesawat terbang.
Akibat dari serangan laser terhadap pesawat terbang kian marak terjadi, FBI turun tangan dengan memberikan imbalan hingga USD 10.000 atau sekitar Rp 118 juta bagi siapa saja yang bisa memberikan informasi tentang pelaku-pelakunya.
Walaupun terlihat sepele, aksi menyorotkan sinar laser ke pesawat menyebabkan pilot kehilangan kendali atas pesawat yang bisa berujung pada kecelakaan.
Pada bulan Agustus tahun 2012, seorang pria berumur 24 tahun kedapatan menyorotkan sinar laser pada sebuah helikopter "Air George" yang digunakan untuk mengevakuasi pasien ke sebuah rumah sakit di California, ArsTechnica (5/6). Untungnya si pilot mampu menguasai keadaan dan mendaratkan helikopter dengan selamat.
Sejak pertama kali FBI mengawasi aksi ilegal ini pada tahun 2005, sudah tercatat lebih dari 17.000 kasus serangan laser di seluruh daerah di Amerika Serikat. Di tiga bulan pertama tahun 2014 jumlah kasusnya sendiri meningkat hingga terdapat rata-rata 9,5 laporan serangan per harinya.
Meskipun sampai saat ini belum ada korban jiwa, tapi sebagian besar pilot menyatakan jika terkena sinar laser bisa menyebabkan kebutaan sementara.
Sedangkan penelitian FDA (Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan Amerika) menegaskan jika paparan sinar dari laser pointer berdaya di bawah 5 miliwatt sekalipun bisa membakar retina mata.
Program sayembara dengan imbalan ratusan juta tersebut telah diterapkan di dua belas kota yang memang sering mendapat laporan laser, termasuk Puerto Rico yang juga menjadi salah satu pangkalan tentara Amerika, U.S Army.
Tepat sebelum sayembara terlaksana, seorang tersangka penyerangan laser dinyatakan terbukti bersalah setelah 'menembakkan' sinar laser ke helikopter pengawas jalan tol California sebanyak 50 kali.
[bbo]