Ibu hamil
disarankan untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang mendukung
kebutuhan gizinya sejak merencanakan kehamilan. Tetapi sayangnya,
tingkat kepatuhan ibu hamil untuk mengonsumsi tablet tambah darah demi mencegah anemia sangat rendah.
Padahal, anemia
pada ibu hamil berdampak bukan hanya pada ibu tetapi juga pada janin.
"Ibu yang menderita anemia berat berisiko mengalami perdarahan saat
persalinan dan kematian. Sementara bayinya beresiko lahir dengan berat
rendah serta prematur," kata dr. Elvina Karyadi, Direktur Micronutrient
Initiave Indonesia (MI).
Menurut rekomendasi, ibu hamil minimal harus mengonsumsi 90 tablet tambah darah yang dimulai sejak awal kehamilan sampai masa nifas.
"Minum kurang
dari 90 tablet tidak akan berpengaruh pada anemianya," kata Elvina dalam
acara paparan penelitian diseminasi anemia pada ibu hamil yang diadakan
MI dan Yayasan IBU di Jakarta.
Meskipun
kebijakan suplementasi tablet tambah darah (TTD) sudah dicanangkan
pemerintah sejak tahun 1970-an tetapi prevalensi anemia pada ibu hamil
di Indonesia masih tinggi.
Berdasarkan
Survei Kesehatan Rumah Tangga pada tahun 2001, prevalensi anemia pada
usia subur sebesar 40 persen. Sementara hasil Riskesdas Kementerian
Kesehatan menunjukkan, 80 persen perempuan usia 10-59 tahun
telah mendapatkan TTD tetapi hanya 18 persen saja yang rutin
mengonsumsinya sesuai anjuran.
Dalam salah
satu penelitian yang dilakukan Puslitkes Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia bekerja sama dengan MI di empat
kecamatan di Kabupaten Lebak dan Purwakarta diketahui kebanyakan ibu
hamil berhenti mengonsumsi TTD karena efek sampingnya seperti mual,
muntah, dan sembelit. Selain itu persoalan akses dan distribusi TTD juga
masih menemui kendala di daerah terpencil.
Sejak bulan
Maret 2012, MI bekerjasama dengan Yayasan IBU dan dinas kesehatan
provinsi melakukan program penanggulangan anemia pada ibu hamil lewat
penguatan program suplementasi TTD. Pelaksanaan awal program ini
dilakukan di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat dan Kabupaten Lebak, Banten.
Menurut
direktur Yayasan IBU Ridwan Gustiana, tujuan dari program tersebut
adalah perluasan cakupan dan meningkatkan ketaatan ibu hamil dalam
mengonsumsi tablet tambah darah.
"Tujuan utama
dari program ini adalah perubahan perilaku ibu hamil. Dari hasil survei
di lapangan kami temui masih banyak persepsi salah di masyarakat tentang
anemia," kata Ridwan.
Salah satu
upaya yang sudah dilakukan antara lain peningkatan pengetahuan petugas
kesehatan mulai dari dokter puskesmas, bidan, hingga para kader
posyandu.
"Cara berkomunikasi juga diperbaiki sehingga ibu hamil mendapat manfaat yang jelas tentang manfaat konsumsi suplemen TTDsumber | digali.blogspot.com