Park Ji Sung Akhirnya Gantung Sepatu

icon18_edit_allbkg


park
Pemain Korea Selatan paling sukses sepanjang sejarah, Park Ji Sung, mengumumkan pengunduran dirinya dari kancah sepakbola.

Park memutuskan gantung sepatu walaupun usianya belum terlalu tua (33 tahun), karena merasa tak bisa lagi mencapai level permainan tertinggi, lantaran terus diganggu cedera lutut dalam dua tahun terakhir.

Cedera itu mulai akrab dengan dirinya semenjak meninggalkan Manchester United pada musim panas 2012 dan bergabung dengan Queens Park Rangers. Kendati langsung diberi ban kapten, ia gagal memberi dampak besar pada QPR. Park hanya tampil di 20 pertandingan liga dan tidak mencetak gol, dan timnya erdegrasi.

Park lalu kembali ke klub Eropa pertamanya, PSV Eindhoven, dengan status pinjaman di musim 2013/2014. Ia bermain 24 kali di Eredivisie, dengan 21 di antranya sebagai starter—dan mencetak 2 gol plus 5 assist. Ia absen karena cedera sebanyak tujuh pertandingan dari awal Oktober selama dua bulan.

"Saya tidak menangisi hari kemarin, dan juga takkan menangisi hari ini. Itu artinya saya pergi tanpa penyesalan," demikian ucap Park saat menyampaikan pengunduran dirinya melalui konferensi pers di sebuah jalan di kota Suwon yang mengambil nama dirinya, Park Ji-sung Football Centre, Rabu (21/5/2014).
"Saya telah menikmati sepakbola. Apa yang telah saya capai telah melampaui apa yang sebelumnya saya duga. Saya sungguh berterima kasih atas semua dukungan yang saya terima, dan akan menjalani sisa hidup saya dengan memikirkan, bagaimana saya membalas itu semua," tambahnya, seperti dikutip dari Reuters.

Park mengawali kariernya di klub Kyoto Purple Sanga, dan ikut menjadi penggawa negaranya saat tampil fantastis di Piala Dunia 2002, ketika Korea lolos sampai ke babak semifinal.

Selepas turnamen tersebut Park memulai kariernya di Eropa. Ia dibawa ke PSV oleh pelatih Guus Hiddink, yang juga pelatih Korea di Piala Dunia 2002. Selama dua setengah tahun Park bermain di Negeri Kincir Angin dan mulai menanamkan reputasinya di benua biru.

Pada musim panas 2005 Park mendapatkan tawaran sangat besar dan ia menjadi pemain Manchester United. Manajer Sir Alex Ferguson terbilang sangat menyukai gelandang yang enerjik, sangat disiplin, tak kenal lelah, dan memiliki pergerakan tanpa bola yang sangat baik itu. Nama Korea pun harum berkat sepak terjang Park.

Bersama "Setan Merah" Park ikut memenangi empat gelar Premier League, tiga Piala Liga Inggris, satu Liga Champions, dan satu Piala Dunia Antarklub. Khusus di Liga Champions, ia menjadi pemain Asia pertama yang pernah tampil di pertandingan final kompetisi kasta tertinggi di Eropa itu.

Di level internasional, Park memiliki 100 caps dengan torehan 13 gol, dari 2000 sampai 2011. Ajang terakhirnya bersama timnas Korea adalah di Piala Asia 2011.









backtotop