Penggunaan bahan serat karbon pada bodi kendaraan saat ini sedang menjadi idola para pabrikan otomotif. Bobot yang ringan serta bahan yang lebih kuat menjadi alasan utama pabrikan mobil memakai bahan serat karbon.
Tak hanya serat karbon saja yang menawarkan sebuah bodi yang ringan dan kuat, ternyata bambu pun memiliki kemampuan yang sama dengan serat karbon.
Kemampuan bambu yang setara dengan serat karbon ditemukan oleh produsen papan selancar Gary Young ketika melakukan riset pada papan selancar garapannya.
Gary Young lantas menggunakan bambu di papan selancarnya dan ia merasa bahwa bambu memiliki potensi untuk menggantikan serat karbon dalam manufaktur kendaraan, seperti dilansir dari Greencarreports, Rabu (28/5/2014).
Papan selancar Young menggunakan anyaman bambu khusus yang dikombinasikan dengan lapisan epoxy. Hasil garapan Young pada papan seluncurnya telah terbukti kuat dan ringan, namun tidak rapuh.
Meskipun penggunaan bambu tidak cukup kuat di beberapa bagian penting kendaraan, namun bambu memiliki keunggulan yang sebanding dengan serat karbon. Bambu juga lebih murah hanya dua sen per kilogram serta menjadi bahan yang dapat diperbaharui.
Penggunaan bambu juga turut membantu menjaga ekosistem lingkungan karena debu dan sisa material dari bambu dapat langsung terurai, sedangkan sisa material dari serat karbon dan bahan sintetis hanya akan memenuhi pembuangan sampah dan sulit terurai.
Permasalahan terbesar dari penggunaan bambu dalam manufaktur kendaraan ialah kapasitas produksi yang semakin sedikit memakainya. Produsen otomotif Toyota mulai memangkas penggunaan bambu pada produksi Lexus.
Menurunnya penggunaan bambu karena masih belum ada infrastruktur yang khusus memproduksi komponen bambu dalam skala besar yang diminta industri otomotif.
Gagasan menggunakan bahan bambu atau material selain baja dan alumunium untuk aplikasi otomotif harus diapresiasi karena dapat mengurangi bobot mobil dan berpotensi menurunkan dampak lingkungan yang dihasilkan oleh industri kendaraan bermotor. (Ysp/Nrm)
(Nurmayanti)