Tidak ada satupun manusia yang tak tersentuh dari efek perubahan iklim Bumi dengan badai yang besar, banjir, dan gelombang panas dalam beberapa dekade ke depan. Begitulah kata para ilmuwan yang fokus pada perubahan iklim planet Bumi.
Tim gabungan berbagai negara yang fokus pada perubahan iklim Bumi, Intergovernmental Panle on Climate Change (IPCC), mengungkapkan laporan dari penelitian dan pekerjaannya yang kedua.
Laporan tersebut mengatakan, konflik antar negara, kekurangan bahan pangan, dan kerusakan infrastruktur yang parah diprediksi akan menyebar di seluruh dunia akibat perubahan iklim dalam beberapa dekade mendatang.
IPCC melaporkan beberapa poin kunci dari temuan penelitiannya. Yang pertama disebutkan adalah kurangnya pasokan pangan pada 50 tahun ke depan. IPCC mencatat, penurunan jumlah pasokan pangan sudah terjadi di Bumi selama 40 tahun terakhir. Dan beberapa penelitian mengungkap 50 tahun ke depan pasokan pangan akan menurun secara drastis, khususnya gandum dan jagung.
Selain itu, IPCC juga mengatakan konflik kekerasan akan terjadi antar wilayah. Seperti masalah keamanan global, perang sipil, perselisihan antar negara dan pengungsian. Sumber daya alam seperti air dan energi menjadi alasan kuat timbulnya peperangan antar negara untuk mengatasi kelaparan dan cuaca ekstrem.
Dampak Lain
IPCC juga mengklaim kesenjangan sosial akan berjarak semakin jauh. Perbedaan antara si kaya dan si miskin akan semakin terlihat. Orang-orang tidak mampu akan menanggung beban paling berat dari perubahan iklim ini. Perubahan iklim akan memperburuk ketidaksetaraan yang ada. Dan orang-orang tak punya akan semakin sulit untuk keluar dari lingkaran kemiskinan.
Di Amerika Utara, banjir akan menjadi bencana besar bagi masyarakat di sana. Hujan dan badai besar akan mengguyur wilayah New York. Dan bagian selatan akan kekurangan air pada 2050. Di Amerika latin akan mengalami penurunan curah hujan hingga 22 persen pada 2100.
Untuk wilayah Afrika, kekurangan pasokan pangan semakin menjadi. Ladang dan pasokan pangan akan hancur karena banjir dan kekeringan. Erosi tanah juga akan jadi bencana akibat badai. Keseluruhan Asia akan merasakan efek dari dampak buruknya air. Wilayah selatan dan timur Asia akan mengalami kenaikan muka air laut. Sedangkan di Eropa, prediksi mengatakan pada 2050 akan krisis energi dan kerusakan bangunan akibat kunjungan para turis.
Di akhir laporan tersebut juga disebutkan, prediksi ini bisa terjadi akibat rendahnya kesadaran penduduk Bumi terhadap isu perubahan iklim. Satu-satunya cara untuk menghindari perkiraan bencana yang disebutkan adalah dengan mengurangi emisi gas karbondioksida. Mengadopsi gaya hidup hemat energi serta ramah lingkungan. Demikian seperti dikutip DailyMail, Rabu (2/4/2014). (amr)
No comments:
Post a Comment