Temuan dua obyek di Samudera Hindia yang diduga puing pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 diumumkan oleh otoritas Australia. Padahal yang sebenarnya, temuan tersebut didapatkan pertama kali oleh satelit milik Amerika Serikat (AS).
General Manager Australian Maritime Safety Authority (AMSA), John Young yang mengumumkan temuan tersebut, sama sekali tidak menyebut keterlibatan AS kepada media. Young memang tidak ditanya oleh media. Tapi sepertinya, dia memang tidak berniat mengungkapkannya.
Media Australia, Sydney Morning Herald (SMH), Jumat (21/3/2014), menyebut otoritas Australia sangat hiperaktif melindungi intelijen AS dan juga sumbernya. Bahkan, menurut SMH, Australia lebih protektif daripada warga AS sendiri.
Seperti diketahui bahwa Australia, AS dan juga Selandia Baru merupakan anggota aliansi intelijen Five Eyes yang kerap berbagai informasi intelijen. Australia dan Selandia Baru mengerahkan pesawat pengintai Orion P3, sedangkan AS mengerahkan pesawat Poseidon.
Keputusan AS untuk berbagi foto satelitnya ini juga dinilai merupakan bagian dari kerjasama internasional yang melibatkan 26 negara dalam misi pencarian MAS MH370. Foto satelit dari banyak negara secara hati-hati diteliti oleh para analis terkait misi pencarian ini. Tugas yang melelahkan tentunya.
"Ini adalah bola mata manusia yang bekerja terhadap foto yang banyak," tutur seorang pejabat yang terlibat misi ini.
Menurut SMH, segera setelah PM Australia Tony Abbott mendapat laporan tentang dua obyek tersebut, dia langsung menghubungi PM Malaysia Najib Razak. Pada Kamis (20/3) sekitar pukul 13.00 waktu Australia, PM Abbott berbicara dengan PM Najib selama setengah jam.
Tidak hanya itu, otoritas Australia ternyata juga telah memberitahu otoritas China terlebih dahulu. Kementerian Luar Negeri Australia menghubungi Duta Besar China untuk Australia, Ma Zhaoxu sekitar pukul 14.00 waktu Australia, sebelum PM Abbott berbicara kepada parlemen Australia.
"Dalam hierarki Australia, Malaysia merupakan klaim utama karena itu pesawat mereka, kemudian China karena jumlah penumpang dari China, kemudian AS karena itu pesawat buatan Boeing," terang seorang pejabat Australia yang memahami misi pencarian ini.
No comments:
Post a Comment