HATI-HATI....Bergaya dengan TAS PALSU Bisa DIPENJARA


Barang-barang palsu sebenarnya tak terbatas pada produk-produk fashion saja. Menurut Matthew Andersson, kepala Aviation Development Holdings yang berpengalaman 30 tahun dalam industri penerbangan di Amerika Serikat, “Hampir semua pesawat terbang di AS sekarang menggunakan satu atau lebih onderdil palsu. Sebagian aman, tapi sebagian lagi dibuat dari bahan berkualitas rendah atau rongsokan onderdil mobil.” Kalau di AS saja seperti itu, apalagi di Indonesia! 



Penelitian yang dilakukan Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat (LPEM)  bersama Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP) menemukan bahwa meteran listrik pun banyak yang dipalsukan, yaitu meteran palsu tidak dilengkapi sekering. “Jika listrik di rumah mengalami korsleting, bisa-bisa rumah Anda terbakar,” kata Bambang Sumaryanto, ketua MIAP.

Ada sisi gelap lain yang mungkin tidak diketahui pembeli produk palsu. “Banyak orang berpikir, membeli propduk palsu adalah kejahatan tanpa korban,” kata Michelle Moore, juru bicara International Anticounterfeiting Coalition (IACC). "Padahal, bisa saja uang yang mereka belanjakan itu mengalir ke perusahaan yang mempekerjakan anak-anak di bawah umur,  mafia, bahkan teroris.”

Hal ini dibenarkan oleh Jean-Michel Louboutin, direktur eksekutif di Interpol. Menurut perkiraan organisasi polisi internasional ini, omset perdagangan barang palsu di seluruh dunia mencapai 450 miliar dolar setiap tahun. “Kejahatan pelanggaran hak cipta kini dipakai teroris untuk mencari dana bagi kegiatan mereka setelah rekening-rekening bank mereka ditutup. Selain menghasilkan keuntungan tinggi, counterfeiting (pemalsuan) juga merupakan cara yang paling mudah mendapatkan uang.”

Bisa dipenjara
Memproduksi dan menjual barang-barang palsu merupakan tindakan ilegal, meskipun banyak orang yang belum menyadarinya. Di Prancis, tak hanya produsen dan penjualnya yang bisa masuk penjara. Jika Anda ketahuan membeli, memiliki, atau membawa barang palsu, Anda pun bisa dihukum penjara.

Cina, yang menjadi sumber 70% produksi barang palsu di dunia (serta menyuplai sekitar 95% produksi DVD bajakan), baru-baru ini memenangkan gugatan dari pemilik merek Louis Vuitton, Gucci, Prada, Chanel, dan Burberry, terhadap pemilik sebuah mal di Beijing dan sejumlah toko di dalamnya yang menjual barang-barang palsu. Jadi, bukan hanya penjual yang dihukum, tapi juga pihak yang memberi izin berjualan.

Lalu, bagaimana bisa mendeteksi produk asli atau palsu? Untuk tas misalnya, perhatikanlah jumlah dan bentuk jahitan pada ujung handle, bentuk dan pola logo, letak dan cara penulisan nomor seri, dan sebagainya. Namun dengan semakin canggihnya teknik pemalsuan, keakuratan cara ini juga menurun. Harga juga tidak bisa menjadi patokan, sebab dari penelitian LPEM-MIAP, ada produk palsu yang harganya malah lebih mahal dari produk asli!

Cara yang mudah adalah membeli di toko, dealer resmi, atau butik resmi dari merek tersebut. Kalau Anda misalnya suka mengoleksi tas atau dompet Louis Vuitton (LV), satu-satunya cara untuk mendapatkan produk yang asli adalah membeli di butik eksklusif merek tersebut, bukan lewat teman di arisan, di sebuah toko di mal, atau lewat lelang online di internet. 

“Kami hanya menjual produk-produk LV di butik eksklusif milik kami sendiri,” kata Cicilia King, Public Relations Manager Louis Vuitton Indonesia. “Kami tidak pernah menjual lewat perorangan, membuka konter khusus di department store, ataupun di duty free shop.” LV dan merek-merek ternama lain juga tidak memperbaiki lalu menjual kembali dengan harga diskon untuk produk yang dikembalikan customer. Produk itu langsung dihancurkan.

Bagaimana kalau Anda membeli produk LV secondhand, misalnya lewat teman atau membeli di internet? “Jika Anda ingin memastikan keasliannya ke butik LV, staf kami akan menanyakan apakah produk itu dibeli di butik LV lain atau tidak. Jika tidak, produk itu tidak akan dicek atau diperbaiki (jika ada kerusakan). LV juga tidak pernah memberikan diskon, sale, atau menjual produk kualitas nomor dua, produk musim/tahun lalu, atau 'sisa ekspor'. “Kami hanya menjual produk dengan kualitas terbaik.”

Jika Anda hendak membeli produk-produk bermerek di internet, belilah di website milik merek tersebut, atau di website lain yang mendapat lisensi khusus, misalnya eLuxury.com yang menjual produk Dior dan Louis Vuitton, atau net-a-porter.com yang menjual tas-tas  berlabel Marc Jacobs, Chloé, dan Moschino.

Pemalsuan memang masalah yang kompleks, dan banyak hal di luar kemampuan konsumen untuk mendeteksi atau mencegahnya. Namun minimal Anda bisa membantu diri sendiri dengan membeli produk asli. Kalau Anda yakin akan tampil anggun dan glamor jika memakai produk dari merek-merek ternama, berarti Anda pun harus berani membayar harganya. “Anda akan memperoleh kepuasan saat memakai produk tersebut, karena mendapatkan kualitas produk yang sepadan dengan harganya,” ujar Cicilia. 







No comments:

Post a Comment



Back to Top

Artikel Terkait Lainnya

Back to Top