Transaksi dengan uang kartal, istilah uang fisik yang biasa digunakan sehari-hari diprediksi makin menghilang dari pasaran. Apalagi, kemajuan teknologi informasi mempercepat terjadinya hal tersebut.
Menurut Bank Indonesia, jumlah pengguna dan penggunaan uang elektronik baik dalam bentuk kartu kredit maupun digital money, jumlahnya makin meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat dan mempengaruhi tingkat perputaran uang (Velocity of Money).
Riset MasterCard Advisors sendiri pada akhir 2013 menyebutkan pembayaran non tunai di Indonesia sudah mencapai 31 persen dari total pembayaran yang dilakukan konsumen.
Digital money atau e-wallet dan e- commerce merupakan beberapa hal yang memicu berkurangnya uang kartal, apalagi operator terus menggenjot berkembangnya e-money dalam beragam produk dan layanannya.
Menurut Direktur Digital Services, pengguna layanan m-Banking di Indonesia sudah mencapai 20 juta orang. Jumlah itu tentunya merupakan pelanggan potensial bagi pemasaran mobile wallet yang saat ini hampir semua operator besar menyediakannya.
Di Indonesia, kehadiran m-wallet di pelopori oleh Telkomsel yang sudah merilisnya sejak 27 November 2007 dengan nama T-Cash dan saat ini jumlah penggunanya sudah lebih dari 5 juta pelanggan.
Selain Telkomsel, XL juga merilis produk XL Tunai dan Indosat yang menghadirkan layanan Dompetku. Pengguna Dompetku hingga akhir tahun lalu sudah mencapai 800 ribu orang, sedangkan XL Tunai juga masih di bawah sejuta orang.
Di luar ketiga operator besar itu, terdapat layanan BBM Money yang hadir tahun lalu. Di sini Blackberry menggandeng Permata Bank. Belum jelas berapa pemakai BBM Money saat ini, apalagi setelah BBM juga bisa dipakai di ponsel Android dan iPhone.
Selain itu, ada juga layanan Skye Mobile yang disediakan Skye Sab. Saat ini pengguna Skye Mobile baru sekitar 15 ribu orang, namun sekitar 30 persen, aktif bertransaksi rata-rata mencapai Rp 400 ribu per bulan. Transaksi banyak dilakukan untuk pembelian pulsa, pembelian tiket kereta api, pembayaran listrik prabayar, atau membayar TV berlangganan.
Meski pertumbuhannya masih datar, namun perkembangan m-wallet dan digital money di Indonesia diyakini akan booming sekitar 5-10 tahun lagi. Sama halnya dengan e-commerce yang di awal-awal kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat, namun saat ini e-commerce begtu berkembang pesat di tanah air.
Masyarakat Indonesia yang masih tradisional memang agak lama menerima hal-hal yang berbau transaksi keuangan melalui wujud maya atau digital karena bisa jadi kurangnya sosialisasi atau kurangnya tingkat kepercayaan masyarakat pada teknologi.
Namun, di masa depan, kehadiran mobile payment di Indonesia bisa mengubah gaya hidup masyarakat, terutama dalam bertransaksi untuk mengkonsumsi produk dan jasa. Bahkan, bisa jadi, operator akan berkembang menjadi lembaga perbankan dan di sinilah peran regulator untuk mengantisipasi dan membuat aturannya.
[das]
No comments:
Post a Comment