Sejumlah pegiat mempublikasikan sebuah foto memperlihatkan beberapa warga di Ghouta Timur, Suriah, sedang memotong daging singa buat makan.
Kondisi perang yang kian memprihatinkan dan menyebabkan pasokan makanan menjadi langka membuat warga terpaksa bertahan hidup dengan memakan hewan, seperti dilansir middleeastmonitor.com, Rabu (27/11).
Pasukan rezim Basyar al-Assad sudah empat bulan mengepung wilayah Ghouta. Pasokan makanan dan obat-obatan tidak bisa masuk ke kota itu.
Warga di Ghouta sebelumnya terpaksa harus makan daging kucing dan anjing untuk bertahan hidup dari kelaparan.
Sebelumnya, pada bulan lalu ulama Suriah mengeluarkan fatwa setiap warga boleh mengonsumsi daging anjing.
Selain anjing, kucing, dan keledai juga boleh dimakan. Ini lantaran tidak ada pilihan ketimbang kelaparan.
Dalam sebuah rekaman tersebar di pelbagai jejaring sosial, para ulama juga menyerukan dunia agar membantu rakyat Suriah terutama di bagian selatan sebab konflik terus berlanjut. "Bagaimana dunia bisa tidur nyenyak dan kenyang sementara rakyat kami kelaparan?" kata salah seorang ulama seperti disiarkan stasiun televisi Al Arabiya.
Fatwa ini bukan pertama kali dikeluarkan oleh ulama. Saat perang sengit antara pasukan Assad dengan pemberontak di Kota Homs dan Aleppo, fatwa serupa juga muncul.
Badan bantuan internasional mengatakan sebenarnya sudah menyediakan pasokan bahan makanan dan bantuan lain demi daerah dilanda pertempuran, namun pasokan itu sulit masuk ke daerah konflik dan menjangkau masyarakat sipil.
[fas]
sumber | digali.blogspot.com