Jambi disebut memiliki danau kaldera tertinggi di Asia Tenggara, pada ketinggian 1.950 mdpl. Inilah Danau Gunung Tujuh di Taman Nasional Kerinci Seblat yang jadi tujuan para petualang yang ingin melihat kecantikannya.
Pagi di Desa Kersik Tuo, mentari masih malu-malu menampakkan kecantikannya. Saya berjibaku dengan dinginnya udara dan letih sisa mendaki Kerinci sehari sebelumnya. Meski awalnya sedikit malas beranjak dari zona nyaman tempat tidur, namun pesona Danau Gunung Tujuh yang sudah menggoda kami sejak di puncak Kerinci mampu mengalahkan semuanya.
Dengan mobil sewaan kami ber-12 bertolak ke Desa Pelompek, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, dimana Danau Gunung Tujuh berada. Berada pada ketinggian 1.950 mdpl, menjadikan Danau Gunung Tujuh sebagai danau tertinggi di Kawasan Asia Tenggara. Danau ini masih termasuk dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat.
Kersik Tuo-Pelompek ditempuh selama 30 menit. Usai mengurus perizinan, kami bergegas untuk memulai pendakian. Di gerbang tak lupa kami berfoto narsis dulu. Perjalanan dimulai dengan menyusuri kebun penduduk.
Di kiri kanan kami terlihat jajaran pohon-pohon kayu manis yang juga menjadi salah satu komoditi andalan Jambi. Lepas kebun-kebun penduduk kami melewati bumi perkemahan, selanjutnya mulai masuk hutan.
Setelah mendaki selama sekitar 2,5 jam akhirnya kami tiba di sebuah tanah datar. Inilah rupanya puncak Gunung Tujuh. Untuk menuju ke danau kita masih harus berjalan menuruni track yang lumayan curam.
Tiba di bawah, amboi sejauh mata memandang, hanya hamparan air jernih bagai lautan luas terbentang, di kejauhan meski tak terlalu jelas karena sedikit tertutup kabut kami menyaksikan gunung-gunung yang mengelilingi danau. Inilah rupanya si cantik yang pesonanya mulai menggoda kami sejak masih berada di ketinggian Kerinci.
Menurut beberapa literatur Danau Gunung Tujuh dikelilingi oleh 7 gugusan gunung. Ketujuh gunung tersebut terdiri dari Gunung Hulu Tebo (2.525 mdpl), Gunung Hulu Sangir (2.330 mdpl), Gunung Madura Besi (2.418 mdpl), Gunung Lumut (2.350 mdpl), Gunung Selasih (2.230 mdpl), Gunung Jar Panggang (2.469 mdpl) dan Gunung Tujuh (2.735 mdpl).
Saya pun iseng menghitung, namun kabut menghalangi saya menghitung dengan sempurna jumlah gunung yang mengelilingi Gunung Tujuh. Sambil menikmati makan siang lalu minum teh, kami puaskan untuk menikmati panorama Danau Gunung Tujuh ini.
Seorang bapak dan anaknya menawarkan kami untuk berperahu ke seberang danau yang menurut teman kami Ferdie, pemandangannya lebih indah. Di sana kita bisa melihat hamparan pasir putih dan juga bertenda sambil menikmati seafood yang ditangkap lalu dimasak.
Hmm, bukan tak ingin kami kesana, namun waktu yang tidak memungkinkan karena malamnya kami harus bertolak ke Bangko untuk selanjutnya menuju Jakarta. Kami harus cukup puas dengan kondisi ini. Berdiri di batu-batu besar lalu memandang ke seberang seraya berharap di kesempatan lain bisa kembali lagi ke Danau Gunung Tujuh untuk menikmati pesona sunrise dan sunset-nya yang pasti akan memukau.
No comments:
Post a Comment