Cerita Dibalik Stasiun Gambir Jakarta

icon18_edit_allbkg

Stasiun Kereta Api Gambir dari catatan sejarah dulunya bernama Koningsplein, yaitu sebuah padang rumput yang sangat luas. Pada masa pemerintahan Daendels lokasinya di perluas dengan membeli tanah yang ada di sekitar lokasi. Dan lapangan ini dijadikan tempat latihan militer. Untuk pemberian nama sampai saat ini tidak begitu jelas dari catatan sejarah yang saya baca dari berbagai sumber. Konon lokasi ini dulunya ditumbuhi tanaman pohon gambir, yang getahnya dapat dipergunakan untuk bahan pembuat gambir sebagai bumbu pelengkap menyirih bagi kaum wanita pada masa tersebut.

Lanjut.............
Orang mulai menyebut Lapangan Gambir pada tahun 1992. Dan lapangan ini makin dikenal pada saat masa pemerintah Belanda membangun sarana hiburan berupa pasar malam. Pada masa kedudukan Jepang di Jakarta, nama Lapangan Gambir berganti menjadi Lapangan Ikada, yang digunakan sebagai tempat rapat raksasa yang diisi dengan pidato Soekarno selama kurang lebih 3 menit pada tanggal 19 September 1945.

Secara psikologis rapat raksasa di Lapangan Ikada pada masa tersebut merupakan unjuk kekuatan dari bangsa Indonesia terhadap militer Jepang di masa penjajahan, dan juga merupakan peringatan dari bangsa Indonesia kepada tentara Sekutu yang menunjukan pada dunia bahwa kemerdekaan Indonesia itu bukan pemberian dari tentara Jepang. 

Keberadaan pemerintah Indonesia pada waktu itu khususnya Soekarno terlihat secara nyata, karena dapat di saksikan interaksi antara pemimpin dan rakyatnya pada masa itu. Dan pada masa sekarang ini Lapangan tersebut berubah menjadi Lapangan MONAS (Monumen Nasional) yang kita kenal.

Dari kesimpulan saya pribadi dibalik kemegahan Stasiun Gambir Jakarta ini, kita akan menemukan sebuah pembelajaran sejarah besar akan sebuah aksi nyata jiwa ksatria bangsa Indonesia dalam merapatkan barisan untuk mepertahankan terbentuknya negeri Indonesia. Dengan perkembangan dunia yang begitu cepat dan modern ini walau sebuah lapangan bersejarah telah berganti penampilan dengan sebuah bangunan Stasiun Kereta Api yang megah dan lapangan Monas.
Berbesit dalam hati saya bertanya pada diri pribadi ini. Mungkinkah anak bangsa generasi ini akan memiliki jiwa ksatria untuk mengisi dan mempertahankan persatuan negeri ini ? Dan apakah sebuah sejarah bangsa ini hanya di jadikan sebuah selogan bagaikan sebuah puntung roko yang di hebohkan akan kematian, namun juga di butuhkan untuk menghasilkan devisa negara ?

Semua jawaban tentu ada pada jiwa-jiwa ksatria yang terpanggil untuk membangun negeri tercinta ini. untuk tetap menjaga kekayaan seni budaya dan keanekaragaman negeri Indonesia yang memiliki keindahan dan kedamaian sebuah negeri yang indah. Bukan hanya sebuah selogan, namun bisa terwujud nyata dalam sebuah hasil karya setiap anak negeri yang mencintai bangsa Indonesia ini.

Pada masa sekarang ini era tahun 2014 Stasiun Kereta Api Gambir Jakarta merupakan salah satu pintu gerbang untuk kedatangan dan keberangkatan bagi setiap orang yang akan menggunakan jasa transportasi Kereta Api menuju Depok, Bekasi, Bogor, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Stasiun ini sangat strategis dan berada di pusat Kota Jakarta.

Bagi teman dan sahabat Ejawantah Wisata yang datang ke Jakarta melalui  Stasiun Kereta Api Gambir, anda dapat mengunjungi obyek wisata yang sering di kunjungi oleh para wisatawan yang mudah di jangkau dari lokasi. Semoga informasi ini dapat mengingatkan kita dan menambah pengetahuan kita akan sebuah cerita sejarah di balik kemegahan Stasiun Gambir Jakarta. Dari lokasi stasiun ini Anda dapat mengunjungi tempat wisata Jakarta.



stasiun-gambir-jakarta







backtotop