Pada tahun 1820, tanah longsor di Pulau Camano, Washington mengirim gelombang setinggi 4 m ke dekat Pulau Hat. Gelombang itu menghancurkan rumah dan menenggelamkan banyak rumah warga setempat.
Berkaca dari hal tersebut, dilansir Daily Mail, Jumat 24 Januari 2014, kini salah seorang desainer telah menciptakan konsep sebuah rumah yang memungkinkan air mengalir melaluinya, sehingga penghuni rumah terlindungi dari gelombang tsunami.
Arsitek Dan Nelson dari Designs Northwest Architects membuat rumah yang tahan terhadap gelombang tsunami di atas lahan seluas 3.140 kaki persegi ini di ujung utara pulau.
Rumah tersebut dijuluki 'Rumah Tsunami' dan berdiri kira-kira setinggi 9 meter yang dapat menahan dampak gelombang dengan ketinggian hingga 2,4 meter dan tahan dari gempa 7,8 skala richter, serta hembusan angin dengan kecepatan 85 mph.
Rumah dua lantai itu terletak 2,7 meter di atas tanah. Artikel yang ditulis Nguyen di Smithsonian Magazine edisi terbaru menyebutkan rumah tahan tsunami itu diperkuat dengan rangka baja dan pilar yang ditempatkan secara strategis.
Celah di antara kolom-kolomnya diisi dengan pintu kaca bening yang bisa digeser dan dirancang untuk pecah dengan mudah saat banjir menerjang. Hal ini untuk memungkinkan air mengalir melalui ruang bawah dan keluar dari sisi berlawanan dan mengurangi tekanan pada kolom-kolom.
Lantai dasar, yang dikenal sebagai 'ruang banjir', tampak seperti sebuah kamar biasa dan dihiasi seperti ruang hidup lainnya, namun setiap barang di dalamnya harus disertifikasi tahan air sehingga tidak hancur oleh banjir.
"Jika bangunan ini dibuat dengan dinding kokoh bukan kolom-kolom yang diisi dengan pintu kaca, semuanya bisa runtuh di bawah momentum gelombang," kata Nelson seperti dikutip dari Smithsonian Magazine.
"Kami memilih untuk memungkinkan bangunan tetap utuh dengan membiarkan air bergerak melalui jalur yang paling sedikit resistensi," ujarnya.
Adapun Western Washington terletak di atas 680 mil zona subduksi Cascadia, wilayah ini merupakan salah satu sesar aktif terbesar di Amerika Utara. (eh)