Di Filipina, ada satu moda transportasi umum yang utama bagi warga. Namanya jepnjey. Jepney merupakan kendaraan yang ditinggalkan tentara Amerika Serikat usai Perang Dunia II.
Ketika itu, AS mengirimkan bala tentara untuk melindungi teritorinya di Filipina dari serangan musuh, yakni Jepang. Jepang sendiri hampir menguasai seluruh kawasan Asia. Perlengkapan yang dibawa tentara AS salah satunya adalah epney. PD II berakhir, kendaraan inipun ditinggal hingga dimanfaatkan oleh masyarakat Filipina.
Interior
jeepney kemudian diubah hingga bisa dipergunakan untuk transportasi
umum yang muat delapan penumpang. Bentuknya sekilas mirip bemo, tetapi
jeepney lebih panjang. Uniknya, jeepney-jeepney ini juga memiliki sound system untuk
memutar musik setiap kali jeepney beroperasi. Jadi, penumpang akan
dihibur musik-musik penuh semangat, dan akan semakin meriah saat bertemu
jeepney lainnya yang juga memasang musik.
“Saya pernah naik. Cukup senang karena memang awalnya sudah penasaran seperti apa, ternyata enggak berisik, malah seru,” ujarnya.
Ningsih menuturkan, tarif jeepney sekitar 8 sen Peso tiap penumpang untuk sekali perjalanan, dekat ataupun jauh. Uniknya lagi, bila di sini penumpang harus menghampiri sopir untuk memberi ongkos, naik jeepney tidak demikian. Penumpang di bagian paling ujung memberikan ongkos kepada penumpang di sebelahnya, terus dioper secara estafet hingga sampai ke sang sopir. Dengan cara ini, ongkos tentu saja diberikan sebelum penumpang tersebut turun karena tujuannya untuk mempercepat prosesnya.
“Kalau duduknya di samping sopir sih bisa langsung dikasih. Uangnya dioper supaya penumpang yang di ujung enggak perlu repot ke depan, bisa langsung turun jeepney pas sampai tujuan,” imbuhnya.
Jeepney telah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian warga Filipina. Tak mengherankan bila ada satu kegiatan khusus untuk mengangkat pamor jeepney, bertajuk Jeepney Festival. Saat festival dihelat sekitar bulan Juli, para pemilik jeepney akan mempercantik kendaraan mereka dengan lukisan berwarna-warni.
“Jepney yang dihias paling bagus yang akan menang. Mereka tentu senang bisa melestarikan jeepney dan ada rasa kebanggan bila jeepney-nya bisa menang,” tutupnya.
sumber | wowunic.blogspot.com | http://travel.okezone.com/read/2013/09/27/409/873003/serunya-naik-jeepney-angkot-unik-di-filipina
“Saya pernah naik. Cukup senang karena memang awalnya sudah penasaran seperti apa, ternyata enggak berisik, malah seru,” ujarnya.
Ningsih menuturkan, tarif jeepney sekitar 8 sen Peso tiap penumpang untuk sekali perjalanan, dekat ataupun jauh. Uniknya lagi, bila di sini penumpang harus menghampiri sopir untuk memberi ongkos, naik jeepney tidak demikian. Penumpang di bagian paling ujung memberikan ongkos kepada penumpang di sebelahnya, terus dioper secara estafet hingga sampai ke sang sopir. Dengan cara ini, ongkos tentu saja diberikan sebelum penumpang tersebut turun karena tujuannya untuk mempercepat prosesnya.
“Kalau duduknya di samping sopir sih bisa langsung dikasih. Uangnya dioper supaya penumpang yang di ujung enggak perlu repot ke depan, bisa langsung turun jeepney pas sampai tujuan,” imbuhnya.
Jeepney telah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian warga Filipina. Tak mengherankan bila ada satu kegiatan khusus untuk mengangkat pamor jeepney, bertajuk Jeepney Festival. Saat festival dihelat sekitar bulan Juli, para pemilik jeepney akan mempercantik kendaraan mereka dengan lukisan berwarna-warni.
“Jepney yang dihias paling bagus yang akan menang. Mereka tentu senang bisa melestarikan jeepney dan ada rasa kebanggan bila jeepney-nya bisa menang,” tutupnya.
sumber | wowunic.blogspot.com | http://travel.okezone.com/read/2013/09/27/409/873003/serunya-naik-jeepney-angkot-unik-di-filipina