Dilaporkan Shin Min Daily, dan dikutip detikHealth dari Asia One, Kamis (10/10/2013), seorang perempuan asal China bernama Zhang terbang bersama keluarganya pada akhir pekan lalu dengan menggunakan maskapai tersebut. Mereka melakukan penerbangan dari Xinjiang ke Beijing. Nah, dalam penerbangan itu, para penumpang mendapat sajian biskuit rasa daging sapi.
Menurut Zhang, biskuit tersebut telah kedaluwarsa empat hari lalu. Dia lalu memberi tahu pramugari dan meminta awak pesawat memberi tahu penumpang lainnya bahwa makanan tersebut sudah kedaluwarsa. Namun permintaan Zhang ditolak, sehingga makanan yang diduga telah kedaluwarsa itu tidak ditarik dari tangan penumpang.
Terkait keluhan itu, Air China memberi penjelasan bahwa tidak benar biskuit tersebut sudah kedaluwarsa. Tanggal kedaluwarsa yang tercetak di kemasan, menurut keterangan maskapai, salah cetak. Meski demikian, maskapai ini akan tetap menyelidiki kasus tersebut.
Dikutip dari situs bin.go.id, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebut makanan dinyatakan mengalami kerusakan (telah kedaluarsa) jika telah terjadi perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki dari sifat asalnya. Kerusakan pada makanan ini dapat terjadi karena kerusakan fisik, kimia atau enzimatis.
Pada makanan kaleng, biasanya jika sudah lewat tanggal kedaluarsa, bakteri mengakibatkan terbentuknya gas. Hal ini akan mengakibatkan kaleng menggembung. Bahaya paling parah makanan kedaluarsa adalah bisa mengakibatkan kematian jika tidak segera tertangani. Karena itu lebih baik mencegah bahayanya dengan tidak makan makanan yang rusak atau sudah kedaluwarsa.
sumber | wowunic.blogspot.com | http://health.detik.com/read/2013/10/10/101235/2383187/763/penumpang-pesawat-diare-dan-muntah-diduga-karena-makanan-kedaluwarsa?l992205755