Rusia merupakan salah satu negara yang dikenal rajin dalam membangun
fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir. Tak hanya di darat, Rusia
juga telah lama merencanakan membangun pembangkit listrik yang mengapung
di tengah laut.
Dilansir dari situs asal Rusia, RT.com,
Selasa (9/7/2013), dalam tiga tahun ke depan Rusia akan memiliki
pembangkit listrik tenaga nuklir pertama yang mengapung di laut bernama
The Akademik Lomonosov. Dengan demikian, pembangkit listrik tenaga
nuklir yang dibangun di kapal besar ini diharapkan mulai beroperasi pada
2016. The Akademik Lomonosov memiliki berat 21.500 ton dan akan
dioperasikan oleh 69 pegawai. Dengan menggunakan dua reaktor propulsi
laut KLT 40, 'PLTN apung' ini mampu menghasilkan listrik hingga 70 MW.
Tentu ini cukup untuk menghidupkan kota dengan 200.000 penghuni. Rencananya,
kapal PLTN ini akan menjadi sumber energi untuk perusahaan dan industri
besar, kota-kota pelabuhan, serta kilang minyak dan gas lepas pantai.
Karena PLTN dibangun di atas kapal, maka juga akan mudah dipindahkan ke
daerah terpencil yang membutuhkan tenaga listrik. Di Rusia, kawasan yang
dianggap terpencil itu misalnya di utara dan timur jauh. Lalu
apakah kapal PLTN ini tidak berbahaya? Seperti PLTN lain, The Akademik
Lomonosov juga memiliki standar keamanan tinggi. Berbagai ancaman pun
diantisipasi, termasuk serangan tsunami, tabrakan dengan kapal lain,
atau menghantam daratan. Tak hanya itu, kapal ini juga memenuhi regulasi
Badan Atom Internasional sehingga tak bisa digunakan sebagai senjata
nuklir. Tak hanya digunakan Rusia, 15 negara juga sudah
menyatakan ketertarikan. Bahkan Indonesia juga dikabarkan tertarik untuk
mengembangkan kapal PLTN serupa The Akademik Lomonosov itu. Selain itu,
negara lain yang tertarik adalah China, Argentina, Malaysia, serta
Aljazair. (gal)
sumber | edan77.blogspot.com | http://tekno.liputan6.com/read/634200/rusia-bangun-pltn-terapung-pertama-di-dunia-beroperasi-2016